Jakarta, Gatra.com - Pakar ekonomi, Rizal Ramli, mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan hanya mencapai sekitar 4% jika tim ekonomi pemerintah tidak mengubah langkah ekonomi secara signifikan.
"Jika tidak ada perubahan ekonomi makro hingga Desember 2019, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan anjlok ke 4%," kata Rizal Ramli dalam keterangan tertulis yang diterima Gatra.com, Sabtu (9/11).
Mantan Menko Ekuin era pemerintahan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ini ?lebih jauh menyampaikan, angka pertumbuhan tersebut akan semakin menurunkan daya beli dan meningkatkan jumlah perusahaan yang mengalami gagal minus bayar (default).
"Tidak ada juga tanda-tanda indikator ekonomi makro seperti defisit perdagangan, defisit curent account akan membaik 2020," ujarnya.
Rizal Ramli memprediksi angka pertumbuhan ekonomi tahun depan lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,05% yang juga lebih rendah dari angka yang ditargetkan sebesar 5,1%.
Menurut Rizal, masifnya peningkatan kegiatan ekonomi dan korporasi asal Tiongkok ?di Indonesia akan berandil pada kian memburuknya perekonomian Indonesia.? Pasalnya, nilai tambah korporasi asal negeri Tirai Bambu terhadap Indonesia sangat minim karena model bisnisnya menyedot nilai tambah dari hulu ke hilir.
"Sangat berbeda dengan investasi asing lainnya di masa lalu, yang biasanya hanya membawa 10 tenaga kerjanya," ungkap Rizal Ramli.
Kemudian, lanjut Rizal Ramli, pemerinah ?juga masih menggunakan strategi berutang untuk mengatasi persoalan ekonomi. Ironisya, bunga utangnya pun sangat besar bila dibanding negara yang ratingnya rendah dari Indonesia.
"Bunga utang luar negeri lebih tinggi dibanding negara yang ratingnya lebih rendah dari Indonesia. Bunga utang Indonesia sampai 8,3%, sementara negara lain seperti Vietnam, Thailand, dan Filipina bunganya 4 sampai 5%. Itu kenapa subsidi energi dan sosial dipangkas untuk bayar utang. Dampaknya daya beli rakyat lemah, karena harga TDL naik, BBM naik, dan akan menyusul iuran BPJS Kesehatan naik 100%," ungkapnya.
Meski demikian, mantan Tim Panel Bidang Ekonomi PBB ini masih optimistis dengan kinerja beberapa menteri kabinet yang bisa menyelamatkan masa depan Indonesia.
"Ada beberapa sektor yang akan melakukan perubahan positif, terutama Mendikbud, Nadiem Makarim dan Menteri BUMN, Erick Thohir yang didampingi 2 mantan CEO Bank Mandiri," katanya.