Jakarta, Gatra.com – Hadir satu lagi film yang mengupas salah satu sisi Perang Dunia II. Sutradara Roland Emmerich membuat Midway sebagai gambaran nyata saat Amerika Serikat (AS) dan Jepang saling bertempur dalam PD II.
Cerita dimulai ketika PD II pecah pada 7 Desember 1941. Disebutkan, AS bersikap netral dalam peristiwa yang dikenal sebagai Perang Pasifik itu. Belakangan, Jepang menyerang perairan AS di Pearl Harbour, Hawai dengan menjatuhkan bom di beberapa kapal induk.
Setelah penyerangan tersebut, akhirnya AS mulai menyiapkan strategi untuk membalas serangan Jepang. Strategi balas dendam itu dirancang oleh Laksamana Muda Edwin T Layton (Patrick Wilson). Sayangnya, perencanaan strategi yang seharusnya dibuat menegangkan justru minim sekali perbincangan dan debat. Midway malah lebih fokus pada pertempuran yang minim konflik.
Meski mengambil setting di laut, adegan yang lebih disoroti adalah pertempuran di udara. Sehingga penonton akan dibuat takjub dengan pemandangan yang diarahkan dari sudut pandang pilot yang bertempur. Rasa-rasanya film ini memang ingin memberikan gambaran nyata bagaimana pilot angkatan laut menyerang musuh hingga melakukan pendaratan dengan selamat
Tokoh yang paling menonjol dalam serangan di udara adalah pilot angkatan laut AS, Richard Best (Ed Skrein). Dia terlihat mampu menjatuhkan beberapa bom dengan tepat di kapal induk Jepang.
Meski di kehidupan nyata AS dikenal sebagai negara kuat, Midway justru mengungkap sisi kelemahan Washington dalam menghadapi Jepang. Yang menarik adalah keadaan frustasi di mana AS kehabisan bahan bakar untuk pesawat tempur dan pilot mereka satu persatu mulai berguguran.
Lebih dari itu, tak ada yang terlalu istimewa di film ini. Ceritanya sudah diketahui semua yang belajar sejarah PD II. Adegan pertempuran pun tak berbeda dengan film-film sejenis lainnya.
Film judul sama, yang tentu dari kisah pertempuran yang sama, pernah juga dibuat pada 1976. Tapi, sebelumnya ada film dokumenter yang dibuat setahun setelah perang, The Battle of Midway (1942). Film kembali dibuat ulang dalam rangka merayakan Hari Pahlawan AS yang jatuh pada 11 November.