Jakarta, Gatra.com - Pengamat politik, Achmad Khoirul Umam menyebut manuver politik Partai NasDem ke beberapa partai politik menantang ego Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Umam menyebut, hal tersebut dilakukan NasDem karena ego politiknya yang tinggi.

Awalnya, Umam mengatakan manuver politik NasDem yang melakukan pertemuan dengan partai politik, seperti PKS dan rencana pertemuan lain dengan PAN serta Demokrat adalah politik cari perhatian. Umam menyebut ada dua hal yang melatarbelakangi itu, pertama ego politik dan kedua pamer kapasitas.

"Itu politik caper, politik cari perhatian. Satu, ada ego politik yang cukup besar yang terus dipertahankan. Dua, ya dia berusaha untuk menunjukkan kapasitasnya. Dia tidak mau dinomorduakan. Dia ingin menunjukkan kekuatannya meskipun itu berpotensi kontra produktif terhadap arah politik dia kedepan," kata Umam di kawasan Universitas Paramadina, Jakarta Pusat, Kamis (7/11).

Umam menilai, partai menengah seperti NasDem cenderung pragmatis dan tidak kuat berpuasa secara politik dari kekuasaan. Hal itu dikarenakan NasDem memiliki korelasi kuat dengan logistik yang ada di daerah.

Menurutnya, permasalahan NasDem di kabinet baru tak sebatas jatah kursi, namun juga masuknya Prabowo yang diduga tanpa melibatkan NasDem. "Itu sebenarnya ego, sebenernya tidak terlalu signifikan dia juga (dapat) tiga kursi DPR, yang lain tiga kursi. Itu cuma karena Prabowo masuk kemudian nggak diajak komunikasi. 'Loh dianggapnya apa kita, kita udah backup sedemikian rupa'," papar anggota Lembaga Survei Indonesia (LSI) ini.

Umam membahasakan pertemuan yang dilakukan oleh NasDem ke berbagai partai politik adalah simbol perlawanan terhadap hegemoni politik Megawati. "Jelas, clear. Siapa lagi kalau bukan ego Megawati yang ditantang. Itu simbol perlawanan terhadap dominasi dan hegemoni politik Megawati," tandasnya.