Home Internasional Pengawas Nuklir IAEA Dilarang Memasuki Pabrik di Iran

Pengawas Nuklir IAEA Dilarang Memasuki Pabrik di Iran

Teheran, Gatra.com - Iran menyatakan akan membatalkan proses akreditasi seorang pengawas nuklir utusan dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Alasan pembatalan diduga setelah pengawas tersebut diduga membawa 'bahan mencurigakan' hingga memicu alarm di pabrik pengayaan uranium Natanz.

Seperti dilansir BBC.com, Jumat (8/11),kejadian itu kemudian dilaporkan kepada Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan mengabarkan bahwa akreditasi dari pengawas tersebut telah dibatalkan. Dubes Iran Kazem Gharibabadi saat pertemuan IAEA di Wina menyatakan bahwa inspektur berjenis kelamin perempuan itu kemudian diketahui menyelinap ke toilet saat ia diperintahkan menunggu pemeriksaan lebih lanjut. Hal itu makin meyakinkan pihak Iran bahwa perempuan tersebut membawa barang-barang yang membahayakan. 
 
Pihak IAEA menolak pernyataan tersebut dan mengatakan bahwa inspektur pengawas itu sementara waktu dicegah meninggalkan Iran. Dubes AS Jackie Wolcott menyatakan bahwa apa yang telah dilakukan oleh pihak Iran terhadap inspektur IAEA itu tidak dapat dibenarkan dan profokatif.
 
Sementara itu, Organisasi Energi Atom Iran mengatakan bahwa pengawas yang tidak disebutkan identitasnya itu dilarang masuk ke area pabrik. Organisasi juga belum menyebutkan secara spesifik apakah ada atau tidak barang milik si pengawas yang mencurigakan.
 
Pada hari Kamis kemarin, pengayaan uranium dilanjutkan di fasilitas bawah tanah Fordo. Uranium yang diperkaya dapat digunakan untuk membuat bahan bakar reaktor tetapi juga senjata nuklir.
 
Ini adalah langkah keempat Iran, yang bersikeras program nuklirnya berjalan secara damai, namun ditanggapi dengan berbagai sanksi-sanksi yang diberlakukan kembali oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ketika Iran melanggar perjanjian nuklir tahun lalu.
 
Di bawah perjanjian itu, Iran setuju untuk membatasi kegiatan nuklirnya yang sensitif dan mengizinkan para pengawas internasional untuk melakukan pemeriksaan sebagai ganti dari pencabutan sanksi ekonomi.
 
Trump akan memaksa Iran untuk menegosiasikan kembali perjanjian baru, yang tidak hanya terkait program nuklirnya melainkan juga menghentikan pengembangan misil balistiknya. Namun Iran sejauh ini menolak.
 
Pihak-pihak lain dalam kesepakatan itu adalah Inggris, Prancis, Jerman, Cina dan Rusia. Sanksi-sanksi yang jatuhkan kepada Iran menyebabkan ekspor minyak Iran runtuh, nilai mata uangnya anjlok dan tingkat inflasinya melambung.

 
569