Philadelphia, Gatra.com – Mengisi rumah Anda dengan tanaman pot mungkin membuat Anda lebih bahagia dan lebih produktif. Tetapi itu tidak akan membuat udara yang Anda hirup lebih bersih, kecuali kalau terdapat sekitar 10–1.000 tanaman untuk setiap meter persegi tempat tinggal Anda.
Berdasarkan penelitian selama 30 tahun yang diterbitkan di Journal of Exposure Science & Environmental Epidemiology, tanaman-tanaman hias memiliki sedikit efek sebagai penyaring udara. Penelitian tersebut menegaskan bahwa untuk rumah atau kantor berikuran 140 meter persegi yang normal, Anda akan membutuhkan 680 tanaman rumah atau setara lima tanaman per meter persegi untuk mencapai aliran udara yang sama dengan sepasang jendela yang terbuka.
Baca Juga: Polusi, New Delhi Terapkan Ganjil-Genap seperti Jakarta
Jika Anda ingin meningkatkan kualitas udara di rumah Anda melebihi yang dapat dilakukan jendela, pintu, atau sistem penanganan udara gedung normal, Anda akan membutuhkan sekitar seratus tanaman per meter persegi.
"Ini telah menjadi kesalahpahaman umum untuk beberapa waktu. Tanaman itu bagus, tetapi mereka tidak benar-benar membersihkan udara dalam ruangan dengan cepat sehingga berdampak pada kualitas udara di lingkungan rumah atau kantor Anda," kata Insinyur Lingkungan di Drexel University, Michael Waring, dilansir Science Alert, Jumat (8/11).
Ide awal mitos ini benar-benar berakar pada 1989, ketika NASA melakukan penelitian pada tanaman untuk melihat apakah mereka dapat menyaring bahan kimia penyebab kanker di stasiun ruang angkasa. Penelitian itu hanya sebatas menempatkan tanaman di ruang kedap udara yang ukurunnya tak lebih dari satu meter kubik. Walau memang hasilnya luar biasa. Dalam sehari, para peneliti melaporkan penurunan 70 persen polutan beracun di udara.
Baca Juga: Hutan Mandiri Kalibiru Raih Sukses Lewat Wisata Alam
Tetapi ruangan tertutup yang kecil tentu sangat berbeda dengan lingkungan dalam ruangan besar di sebuah gedung. Seiring waktu, penelitian NASA dan penelitian selanjutnya sebagian besar diambil di luar konteks tersebut.
Dalam sebuah bangunan normal, tulis laporan itu, udara pengap di dalam ruangan dapat secara terus-menerus diganti dengan udara segar dari luar. Mereka mengecek 196 hasil percobaan dan dihitung dalam indikator angka pengiriman udara bersih (clean air delivery rates/CADR). Dengan menggunakan metrik ini, mereka menghitung bahwa untuk hampir semua penelitian, tingkat di mana tanaman membersihkan senyawa organik volatil (VOC) dari udara sangat lambat, sehingga tidak relevan.
"CADR adalah metrik standar yang digunakan untuk studi ilmiah tentang dampak pembersih udara pada lingkungan dalam ruangan," kata Waring. Menurutnya, banyak peneliti yang melakukan studi ini tidak melihatnya dari perspektif teknik lingkungan dan tidak mengerti bagaimana membangun nilai tukar udara saling mempengaruhi dengan pabrik untuk mempengaruhi kualitas udara dalam ruangan.
Baca Juga: Unsoed Luncurkan Teknologi Pengairan Manfaatkan Tenaga Surya
Ada beberapa penelitian mengukur lingkungan dalam ruangan yang sebenarnya. Tapi, Waring mengatakan peralatan yang digunakan rentan terhadap ketidakakuratan dan mereka menggunakan konsentrasi tinggi polutan beracun. Terlebih lagi, sama sekali tidak ada dari mereka yang mengontrol atau mengukur nilai tukar udara luar ruangan.
"Hanya dua publikasi yang ditemukan tidak hanya mengakui masalah ini. Tetapi secara eksplisit membantah anggapan bahwa tanaman hias biasa meningkatkan kualitas udara dalam ruangan," tulisnya.
Dua studi ini juga ditulis oleh ilmuwan udara dan bangunan dalam ruangan. Dalam ulasan yang diterbitkan pada 2009, kesimpulan mereka sama seperti sekarang.