Magelang, Gatra.com - Memperingati Hari Wayang Dunia, Pondok Seni dan Budaya Boediardjo mengadakan festival “World Wayang Way” di pendopo Pondok Tingal Hotel, Magelang, Kamis (7/11). Festival itu digelar untuk mengenalkan nilai moral cerita wayang kepada anak-anak.
Festival dibuka dengan pagelaran karawitan kemudian dilanjutkan dengan pertunjukan wayang kulit oleh dalang cilik, Asif Novansalis ‘Azizi. Asif tampil membawakan cerita “Gatotkaca Lahir".
Seniman tari sekaligus budayawan Borobudur, Eko Sunyoto mengatakan festival tersebut merayakan wayang sebagai jalan hidup. Lewat cerita wayang, manusia mengaji hidup.
“Bulan November adalah bulan wayang. Selain tanggal 7 November ditetapkan sebagai Hari Wayang oleh UNESCO, di bulan ini secara tradisi juga banyak digelar pertunjukan wayang. Seperti merayakan siklus hidup,” kata Eko di sela acara.
Festival “World Wayang Way” ditutup dengan prosesi berjalan kaki (meditation walk) dari sekitar 108 murid sanggar tari dan masyarakat di sekitar Borobudur menuju pelataran candi.
“Perjalanan menuju Candi Borobudur dilakukan dalam hening, henung, dan heneng (filsafat Jawa terkait pengendalian diri). Sebagai perenungan perjalanan hidup manusia,” ujarnya.
Dipilihnya Pondok Tingal Hotel sebagai pusat acara bukan tanpa alasan. Hotel milik mantan Menteri Penerangan H Boediardjo tersebut hingga saat ini masih konsisten secara rutin menggelar pertunjukan wayang kulit.
General Manajer Pondok Tingal, Muhammad Reza mengatakan festival “World Wayang Way” sekaligus jadi persembahan untuk H Boediarjo yang konsisten merawat budaya wayang.
Di halaman belakang Pondok Tingal Hotel berdiri Museum Wayang H Boediardjo. Di museum ini terdapat sekitar 5 ribu koleksi wayang dari seluruh dunia. Selain wayang kulit Jawa, terdapat wayang golek, wayang Cirebon, Bali, Kedu, Turki, Kamboja dan wayang Potehi dari Tiongkok.
“Setiap hari Sabtu minggu keempat setiap bulan, kami menggelar pertunjukan wayang di hotel. Menjaga tradisi yang sudah dilakukan sejak hotel ini pertama dibuka tahun 1991. Banyak generasi sekarang yang sudah tidak kenal lagi pertunjukan wayang,” tutup Reza.