Yogyakarta, Gatra.com - Ajang jelajah situs bersejarah 'Jogja International Heritage Walk (JIHW)' 2019 siap digelar pada 16-17 November 2019. Gelaran ini akan dimanfaatkan untuk mengenalkan rumah inap atau homestay dan desa wisata ke para peserta terutama wisatawan mancanegara dari 25 negara.
Kepala Seksi Promosi Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, Don Charles, mengatakan ajang ini menjadi sarana mengenalkan homestay dan desa wisata di DIY ke wisatawan mancanegara.
"Mereka sudah terbiasa dengan kehidupan modern. Aktivitas tradisional Jawa menarik untuk dieksplore. Misal membatik, berkebun di sawah," kata Don saat konferensi pers JIHW 2019 di Hotel Melia Yogyakarta, Kamis (7/11).
Menurut dia, para turis juga akan mengenal kearifan lokal di DIY lewat ajang ini. Harapannya, mereka akan kembali lagi berkunjung. Terlebih transportasi DIY di masa mendatang akan lebih mudah setelah Bandara International Yogyakarta (BIY) di Kabupaten Kulonprogo beroperasi penuh.
JIHW 2019 akan digelar di dua lokasi yakni di kawasan Candi Prambanan pada Sabtu (16/11) dan di Lapangan Desa Wisata Pancoh Turi, Sleman, Minggu (17/11). Peserta akan berjalan kaki menyusuri rute sejauh 5,10, dan 20 kilometer.
Ketua Penyelenggara JIHW 2019 Fitriani Kuroda mengatakan, acara ini diikuti sekitar 250 peserta wisatawan mancanegaa dan tak kurang 2.000 peserta dari Indonesia. "Dari Perancis ada sekitar 60 orang yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Santon," katanya.
Selain dari Perancis, ada pula peserta asal Italia, Perancis, Belgia, dan Korea Selatan. Tak ketinggalan ikut serta turis dari Australia, Sri Langka, Belanda, Jepang, Maroko, Vietnam, dan Laos.
Seluruh peserta tak hanya berjalan kaki, melainkan juga akan disambut dan diajak beraktivitas oleh komunitas lokal, seperti pengumpulan sampah dan bermain mobil mainan Tamiya.