Purwokerto, Gatra.com – Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto resmi meluncurkan teknologi pengairan pertanian dengan memanfaatkan tenaga surya atau solar cell di Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Kamis sore (7/11). Peluncuran dilakukan oleh Dekan Fakultas Pertanian Dr. Ir Anisur Rosyad, MS.
Tenaga Ahli Tim Pendamping Desa Binaan Fakultas Pertanian Unsoed, Arief Sudarmaji mengatakan, lahan pertanian di Desa Wlahar Wetan adalah sawah tadah hujan. Sebelumnya petani di Desa Wlahar Wetan hanya memanfaatkan embung untuk mengairi sawahnya pada musim kemarau.
Sementara itu, kemarau panjang kerap menyebabkan embung kering dan tidak cukup mengairi lahan pertanian. Akibatnya, produksi pertanian turun.
Pihaknya memilih panel surya sebagai sumber energi pompa air guna mengangkat air dari Sungai Serayu. Selain itu, listrik energi surya untuk sumber energi pompa yang digunakan untuk mengangkat air dari Sungai Serayu. Cara ini dipilih sebagai teknologi karena memiliki potensi sinar matahari yang besar.
“Lebih Kontinu di Desa Wlahar Wetan dibanding tenaga alternatif lain, seperti energi angin,” katanya, dalam keterangan tertulis yang diterima Gatra.com.
Spesifikasi instalasi yang diterapkan yakni panel surya 200Wp, solar controller 30A, inverter 500W, aki penyimpan 110Ah, pompa air 125 W.
Ia menjelaskan, pengujian instalasi listrik tenaga surya untuk menggerakkan pompa air menaikkan air dari Sungai Serayu. Hal ini mampu mengangkat air dari Sungai Serayu sejauh 32 meter dengan ketinggian 4 meter. Kemudian, dialirkan ke lahan sejauh 30 meter.
“Guna mengairi tanaman menggunakan sprinkler,” jelasnya.
Tim PPM Bina Desa Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto, Dyah Susanti mengatakan, selain teknologi pengairan dengan memanfaatkan tenaga surya, pihaknya juga mendampingi Desa Wlahar Wetan dalam pengembangan pertanian. Di antaranya, penanaman varietas unggul baru padi gogo aromatik yang toleran terhadap kekeringan, Inpago Unsoed 1 pada tahun 2017.
“Program yang menggunakan sistem pertanian organik ini sukses meningkatkan produksi hingga 31,2% dan pada tahun 2018 bermitra dengan perusahaan dan dengan pendampingan teknologi tim Faperta Unsoed. Kelompok tani telah mampu menghasilkan benih padi Inpago Unsoed 1 bersertifikat,” jelas Dyah.
Teknik lainnya adalah pengembangan pertanian sehat melalui sistem pertanian organik. Selain itu, ada pupuk organik untuk mendukung daya dukung lahan bagi produksi tanaman dan pengendalian hama-penyakit tanaman menggunakan pestisida nabati. Kemudian, tanaman refugia juga diterapkan sebagai langkah pengendalian hama dan penyakit terpadu.
Selain peluncuran instalasi pembangkit listrik bertenaga surya, dalam kesempatan tersebut, Dekan Fakultas Pertanian Unsoed, DR Ainur Rosyad secara simbolis juga menyerahkan dan menanam kelapa genjah Kuning Nias dan tanaman hias untuk mendukung pengembangan sektor pertanian dan agrowisata.
“Dalam rangka meningkatkan kemajuan dan daya saing Desa Wlahar Wetan,” ucap Dyah.