Solo, Gatra.com – Pakar ekonomi yang juga Menteri Koordinator Perekonomian di era Presiden Abdurrahman Wahid, Rizal Ramli, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan turun menjadi 4,5 persen. Hal ini terjadi jika pemerintah tidak mengubah langkah ekonomi secara signifikan.
”Kalau ekonomi hanya gini-gini saja, maka tahun depan pertumbuhan ekonomi hanya 4,5 persen,” ujar Rizal usai menjadi pembicara di acara 'Seminar Ekonomi Bisnis', di kampus IAIN Surakarta, Kamis (7/11).
Angka tersebut lebih rendah daripada pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,05 persen. Padahal, pada 2019, target pertumbuhan ekonomi dipatok di angka 5,1 persen. Untuk itu, menurut Rizal, pemerintah harus bisa mengubah strategi agar pertumbuhan ekonomi tak merosot.
Rizal menilai, strategi utama pemerintah untuk mengatasi persoalan ekonomi adalah dengan berutang. Padahal, menurut Rizal merujuk daftar Bursa Efek Indonesia, saat ini perusahaan yang tak bisa membayar utang mencapai 24 persen. Perusahaan-perusahaan gagal bayar utang ini disebut zombie company.
”Tahun lalu jumlahnya 13 persen, tahun ini menjadi 24 persen. Naik 11 persen dalam satu tahun. Kalau sampai bulan Desember tidak ada perubahan strategi ekonomi, angka pertumbuhan ekonomi akan merosot menjadi 4,5 persen,” ucapnya.
Saat langkahnya tepat, menurut dia, ekonomi Indonesia bisa tumbuh. ”Saya perkirakan dari 5 persen di tahun ini, tahun depan bisa mencapai 6,5 persen lah,” ucapnya.
Namun saat diminta menjalankan resep ekonominya jika diberi kesempatan sebagai menteri, Rizal merasa nyaman dengan kehidupannya saat ini. ”Saya enjoy dengan kehidupan saya sekarang. Saya bolak-balik ke luar negeri. Dua pekan lalu saya baru saja dari Jepang,” ujarnya.