Semarang, Gatra.com – Kemah Rohani Islam (Rohis) untuk Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) SMA atau SMK se-Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Jawa Tengah berlangsung hari ini, Kamis (7/11) di halaman kompleks Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang.
Ketua Panitia Kemah Rohis 2019 Untoro mengatakan perkemahan Rohis di Jawa tengah diadakan pertama kali oleh AGPAII dengan mengusung tema “Merajut Kebersamaan dalam Kebhinekaan Menuju Generasi Milenial yang Liberal dan Moderat”. Perkemahan Rohis tersebut dihadiri 700 siswa-siswi SMA/SMK dari 35 Kabupaten di Jawa Tengah. Siswa-siswi terpilih tersebut umumnya memiliki prestasi dalam bidang tilawah.
Menurut Untoro, dalam kegiatan itu panitia memberikan pemahaman dan materi kebangsaan yang menghadirkan tokoh-tokoh seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Walikota Semarang Hendrar Prihadi dengan tujuan untuk menjadi inspirasi bagi para pelajar.
“Perkemahan ini menyasar para pegiat agen-agen kerohanian Islam di lingkungan SMAK dan SMK yang sangat mungkin telah dijangkau oleh agen-agen radikal di Indonesia. Maka perkemahan ini diproyeksi menjadi ajang deradikalisasi di kalangan pegiat Rohis” kata Untoro kepada awak media.
Untoro yang juga menjabat Wakil Sekretaris AGPAII Jawa Tengah mengatakan kegiatan tersebut untuk menangkal radikalisme serta mencetak generasi muda yang handal dalam memimpin masa depan. Antisipasi itu dilakukan karena disinyalir beberapa waktu lalu terdapat kelompok rohis yang terindikasi melakukan kegiatan yang terpapar pemahaman ekstrim keagamaan.
Selain memberikan materi kelas, terang Untoro, para peserta juga diberikan bekal cara manasik haji bagi para peserta rohis. Manasik haji sendiri merupakan salah satu syarat umroh ataupun haji. Dari kegiatan itu peserta dapat merasakan manasik haji yang tidak didapat dari kegiatan lain di sekolah.
Para siswa-siswi yang ikut dalam kemah adalah siswa-siswi ini yang berprestasi dalam bertilawah dan bidang akademik. "Jadi, siswa-siswi ini sangat beruntung dan ada beberapa siswa yang baru pertama kali berkunjung ke masjid Agung Jawa Tengah serta mereka sangat antusias dalam kegiatan ini," ucapnya.
Dari setiap daerah kabupaten/kota mendapat kuota 10 siswa SMA dan 10 siswa SMK. Namun dalam kegiatan tersebut ada beberapa kendala dari setiap kabupaten/kota di antaranya biaya. Hal itu menyebabkan peserta per sekolah kurang dari 10. Dari 700 kuota yang disediakan menyusut menjadi 528 peserta.
“Salah satu kendala yaitu biaya karena anggaranya melaui jalur mandiri. Jadi tidak dianggarkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah(APBS) mungkin iurannya dianggap terlalu mahal untuk sekolah. Setiap peserta itu iurannya Rp 630 ribu,” katanya.
Pihaknya berharap kegiatan perdana itu bisa dilaksanakan setiap tahunnya. Serta menjadi bekal bagi seluruh peserta rohis di seluruh Jawa Tengah.
“Kegiatan ini akan menjadikan bekal bagi siswa-siswi rohis di kabupaten atau kota. Untuk mengembangkan islam yang positif tidak terkontaminasi hal-hal yang radikal,” pungkasnya.