Batam, Gatra.com - Puluhan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di Pasar Induk Jodoh, Batam, Kepulauan Riau, berunjuk rasa di depan kantor Wali Kota Batam, Kamis (7/11).
Mereka menolak penertiban yang dilakukan oleh Tim Terpadu. Sebab menurut mereka, penertiban itu tanpa solusi. Tidak adanya tempat relokasi jangka pendek membikin para pedagang menjadi bingung untuk berjualan.
"Kami menolak relokasi lantaran lokasi pasar yang baru nanti, milik swasta. Itu berarti kami akan dikenakan biaya sewa yang cukup mahal, kami enggak mau," teriak pedagang yang melakukan orasi.
Tak sekadar menggelar orasi, mereka juga memperagakan proses penggusuran bangunan yang dilakukan oleh tim terpadu beberapa waktu lalu dalam bentuk teatrikal.
Aksi itu sempat juga diwarnai kericuhan antara pedagang dan petugas gabungan. Saling dorong dan tarik menarik pun tak terelakkan saat para pedagang mencoba masuk ke kantor Wali Kota.
Selain itu, pedagang menyayangkan, upaya penggusuran ini juga secara tiba-tiba dilakukan tanpa adanya surat peringatan (SP). Maka dari itu, pihaknya menolak keras penggusuran tersebut. Mereka ingin tetap berjualan seperti biasanya.
Pantauan Gatra.com di lapangan, aksi demonstrasi masih berlangsung. Demonstran menunggu perwakilan pedagang diajak berdialog oleh Wali Kota Batam dan Ketua DPRD Batam.