Sleman, Gatra.com - Partai politik terus bergerak untuk menghadapi pemilihan bupati dan wakil bupati 2020 di Kabupaten Sleman. PDI Perjuangan telah mengerucutkan satu nama bakal calon bupati, sementara sembilan parpol telah menggalang koalisi dan siap mendukung calon bupati yang menolak radikalisme.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Sleman, Kuswanto, mengatakan enam nama tersebut terdiri atas satu bakal calon bupati dan sisanya untuk bakal calon wakil bupati. "Untuk nama-namanya tidak bisa kami ungkapkan karena kami lakukan penjaringan dengan sistem tertutup," kata Kuswanto saat dihubungi Gatra.com, Kamis (7/11).
Nama-nama itu sudah disetorkan ke Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan. DPP akan memutuskan pasangan calon yang akan diusung. "Kapan hasilnya belum bisa ditentukan," katanya.
Ia juga menyebut, PDIP tetap akan berkoalisi di pilkada Sleman tahun depan. Padahal, sesuai hasil pemilihan legislatif lalu dan meraih 15 kursi di DPRD, PDIP cukup memenuhi syarat untuk mengsusung calon sendiri. Di bawah PDIP, PAN, PKB, dan PKS masing-masing meraih enam kursi.
"Kami tidak akan arogan meski menjadi pemenang pemilu. Sudah ada dua partai yang menjalin komunikasi, yakni Gerindra dan PKB," tuturnya. Kuswanto juga menyilakan parpol untuk mengusung calon dan berkoalisi. "Itu hak mereka," ujarnya.
PDIP pun tak khawatir atas munculnya sejumlah kandidat kuat, seperti Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun, dan putra politisi senior Amien Rais, Mumtaz Rais. "Kalau kami lebih banyak calon, lebih bagus. Tidak head to head (berhadapan karena hanya ada dua pasangan calon), kerja lebih ringan," ujarnya.
Secara terpisah, Ketua DPC PPP Sleman, Nasikhin mengatakan PPP telah menggelar deklarasi bersama delapan parpol pada 13 Oktober 2019 untuk menyongsong pilkada Sleman tahun depan.
Delapan parpol itu adalah Partai Garuda, PSI, Hanura, PBB, Partai Berkarya, Perindo, Demokrat, dan PKPI. "Kami sudah melakukan deklarasi Koalisi Kebangsaan. Saat ini kami masih melihat peta kekuatan politik," katanya.
Nasikhin mengatakan Koalisi Kebangsaan berkomitmen mendukung calon bupati-wakil bupati yang menolak radikalisme.
"Koalisi kami tidak bisa mengusung calon sendiri. Jadi kami akan mendukung calon yang punya integritas kebangsaan dan kebhinekaan yang konteksnya Pancasila. Kalau tidak ada visi misi itu, ngapain kami dukung. Jadi visi-misi itu secara halus konteksnya kami menolak radikalisme," ucapnya.
Koalisi Kebangsaan terbuka untuk siapa pun calon bupati yang ingin menjalin komunikasi politik, termasuk dengan sejumlah kandidat kuat seperti Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun dan putra politisi senior Amien Rais, Mumtaz Rais.
"Kami terbuka dengan siapa saja yang ingin komunikasi. Tapi kalau inginnya ya wajah baru, yang bisa melanjutkan program bupati saat ini dan ada gebrakan-gebrakan juga," paparnya.