Siak, Gatra.com - Saat ini, warga di Sungai Mungkal, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau, lebih memilih menanam Ubi Kasesa alias ubi racun ketimbang tanaman lain.
Mereka memilih bercocok tanam Kasesa lantaran tidak membutuhkan banyak perawatan, masa panennya juga relatif singkat dan hasilnya juga sangat menggiurkan.
Camat Sungai Apit, Wahyudi mengatakan, sudah banyak warganya menanam ubi itu. Dan sudah ada pula yang menikmati hasil.
"Warga hanya butuh waktu 6-7 bulan menunggu untuk panen. Sekali panen bisa menghasilkan Rp60 juga - Rp80 juta per hektar," cerita Wahyudi kepada Gatra.com, Rabu (6/11).
Wahyudi menyebut angka itu lantaran itu tadi, sudah ada warga di sana yang menikmati hasil meski baru dari satu hektar.
"Satu hektar menghasilkan 70 ton. Perkilo harganya Rp1200. Ini beda dengan sawit. Satu hektar sawit hanya menghasilkan duit Rp1 juta perbulan. Kalau 7 bulan baru Rp7 juta," Wahyudi membikin pembanding.
Lantaran prospeknya bagus itulah kata Wahyudi, pihaknya langsung turun memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa ternyata budidaya Ubi Kasesa itu bisa meningkatkan perekonomian warga.
"Kita kasih contoh juga di Kandis. Di sana sudah banyak warga nanam Ubi Kasesa. Kebetulan di Kandis itu pula Pabrik Tapioka. Kandis itu masih wilayah Kabupaten Siak. Pabrik ada, tentu prospeknya makin bagus," katanya.
Untuk memuluskan niat masyarakat tadi, pemerintah daerah pun meminjamkan alat berat untuk membersihkan lahan warga. Bibit pun dibagikan secara gratis.
"Insya Allah, Pabrik Tapioka juga akan dibangun di daerah Perawang Kecamatan Tualang. Kalau pabrik itu sudah berdiri, masyarakat akan lebih mudah menjual hasil panennya dan ongkos yang dikeluarkan pun akan makin kecil," katanya.
Reporter Sahril Ramadana