Jakarta, Gatra.com - PT Pertamina (Persero) saat ini tengah membangun 6 kilang minyak yang termasuk dalam program Refinery Development Master Plan (RDMP). Salah satu kilang yang akan dibangun, yakni Kilang Cilacap saat ini masih dalam tahap penyelesaian terkait pengadaan lahan.
Ignatius Tallulembang selaku Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina mengatakan, proses pembebasan lahan sebetulnya sudah hampir selesai. Namun salah satu pemilik lahan yang merupakan perusahaan semen di Indonesia, masih menegosiasikan harga untuk pembebasan lahan Kilang Cilacap.
“Saat ini kita sudah menyelesaikan pengadaan lahan, ada 1 pemilik yang menahan dan masih dalam proses kasasi di MA. Apapun hasilnya itu akan jadi keputusan bersama. Sehingga 100 persen lahan di cilacap ini sudah bisa kita eksekusi,” ujar Tallulembang di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (6/11).
Tallulembang menyerahkan urusan terkait negosiasi harga kepada Mahkamah Agung. Dia menyebut, jika lembaga hukum tersebut telah mengeluarkan sebuah putusan, Pertamina siap mengikuti hasil keputusan tersebut.
Tallulembang juga mengaku optimis bahwa masalah tersebut akan terselesaikan. Hal itu lantaran proyek RDMP Kilang Cilacap menjadi salah satu proyek prioritas dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional. Pertamina juga saat ini sudah memulai pembangunan untuk di bagian lahan yang tidak tersangkut sengketa.
Tidak hanya persoalan negosiasi harga lahan, Pertamina juga belum menemui titik temu terkait penetapan nilai aset dengan Saudi Aramco. “Masih ada juga hal yang perlu dibereskan dengan mitra yakni Saudi Aramco. Pertamina dan Aramco sudah lakukan pembicaraan, kita sepakat untuk mencari satu lembaga konsultan independen yang kita pilih bersama,” jelas Tallulembang.
International Financial Advisory Group (IFA) akhirnya dipilih oleh Pertamina dan Aramco untuk membantu menemukan titik terang dari penetapan nilai aset tersebut. Keduanya pun sepakat untuk menunggu hasil penilaian aset IFA yang rencananya akan terbit pada bulan ini.