Jakarta, Gatra.com - Direktur Eksekutif Climate Risk and Opportunity Management in Southeast Asia and Pasific (CCROM-SEAP) Institut Pertanian Bogor (IPB), Rizaldi Boer menyampaikan hasil studinya tentang peran Perhutanan Sosial (PS) dalam pencapaian Nationally Determined Contribution (NDC) yang merupakan rencana aksi penurunan emisi. Ia menyatakan studi dilakukan pada Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bukit Barisan Sumatera Barat.
"Program PS diperkirakan akan berperan besar dalam pencapaian target penurunan emisi dalam NDC yakni 29 persen untuk Indonesia. PS dapat berkontribusi dalam menurunkan deforestasi dan degradasi hutan, meningkatkan serapan karbon, serta mengurangi emisi dari lahan gambut melalui restorasi lahan gambut dengan pengembangan sistem wanatani adaptif kondisi undrained," ujarnya saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (6/11).
Dalam hasil studinya pada tiga lokasi PS yakni di Kelompok Tani Hutan (KTH) Putra Amdam Dewi, Lembaga Pengelola Hutan Nagari (LPHN) Sungai Buluh dan Gamaran, dapat berkontribusi pada penurunan degradasi NDC sebesar 0,05 persen. Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh penurunan penebangan liar (illegal logging) setelah masuknya program PS pada kawasan tersebut.
"Berdasarkan hasil studi, jumlah penebangan liar (illegal logging) sebelum masuk program PS adalah 349 kasus dan setelah masuknya PS berkurang hingga 57 kasus atau 84 persen. Sehingga mengurangi emisi sebesar 483.941 tCO2," ujarnya
Dengan asumsi yang sudah meninggalkan kegiatan illegal logging, difasilitasi untuk mengembangkan kegiatan agroforestri di dalam Kawasan KPH, yang apabila diasumsikan 2 hektare, seluas 584 hektare dapat direvegetasi atau setara dengan serapan karbon 296.983 tCO2. Sehingga, katanya, pembangunan PS di KPH akan berkontribuisi signifikan untuk pencapaian NDC apabila ada fasilitasi dan dukungan berbagai pihak terkait dalam pengembangan kegiatan ekonomi alternative dan pengelolaan hutan.