Semarang, Gatra.com - Anggota DPRD Jawa Tengah (Jateng) meminta kepada Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersinergi melakukan pencegahan bibit terorisme di kalangan generasi muda dan pelajar.
Hal tersebut dilakukan untuk memberikan pemahaman yang benar terkait agama dan ideologi dimulai dari generasi muda.
“Pemahaman yang benar tentang agama dan ideologi kepada generasi muda dan pelajar bisa mencegah bibit-bibit terorisme berkembang di Indonesia,” kata anggota Komisi A DPRD Jateng, Sururul Fuad, Rabu (6/11).
Lebih lanjut, Fuad, menyatakan terorisme tidak boleh hidup di Indonesia karena menimbulkan dampak negatif dalam kehidupan bermasyarakat.
Terorisme sebutnya akan memunculkan keresahan di kehidupan masyarakat yang lebih berbahaya lagi terorisme dapat mengembangkan rasa saling curiga antarumat beragama.
Padahal, lanjut anggota dewan dari F-PKS tersebut, agama manapun tidak ada yang membolehkan penganutnya untuk melakukan tindakan terorisme dan kekerasan.
“Kalau ada pelaku terorisme yang mengatasnamakan agama, sesungguhnya mereka tidak beragama,” ujarnya.
Keberadaan terorisme, lanjut Fuad, tidak boleh dianggap sepele sebab bila dibiarkan dapat mengancam kelangsungan bangsa serta negara Indonesia.
Tentang jaringan terorisme yang seringkali dikaitkan dengan gerakan-gerakan Islam radikal, hal tersebut menurutnya menjadi tugas pemerintah yang mempunyai instrumen untuk mengungkap dalang di balik jaringan terorisme tersebut.
“Pemerintah agar mengungkap jaringan maupun tindakan terorisme yang terjadi agar tidak terjadi kesalahpahaman di masyarakat,” ucapnya.
Fuad menambahkan pencegahan terorisme harus diimbangi juga dengan membenahi fundamental terhadap para pelaku terorisme agar tidak mengulangi lagi perbuatannya.
“Bisa saja mereka sudah tidak melakukan teror lagi, ideologinya masih kuat tertanam sehingga perlu dibersihkan,” pungkasnya.