Jakarta, Gatra.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui UPT Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, berhasil memproduksi ikan Kobia atau Rachycentron Canadum secara massal. Sebelumnya, ikan laut ini ditangkap secara alami di laut.
BBPBL Lampung dianggap sukses melakukan pemeliharaan induk, pemijahan induk, pemeliharaan larva, produksi benih serta mengembangkan kegiatan produksi ikan Kobia ukuran konsumsi di Keramba Jaring Apung (KJA). Upaya penetasan larva kobia sebenarnya telah dilakukan sejak tahun 2009 dan bukan merupakan hasil rekayasa genetika.
Secara resmi, KKP meluncurkan Ikan King Kobia untuk dibudidayakan oleh masyarakat luas pada pembukaan acara "Aquatica Asia dan Indoaqua" di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (6/11). Peluncuran ini dilakukan langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo.
"Ikan kobia temasuk daging putih. Ikan daging putih di dunia, paling digemari, termasuk ikan nila, kobia, kakap putih," ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Slamet Soebijakto kepada awak media di kantor DPR RI, Rabu (6/11).
Selanjutnya, pasar ekspor yang berpotensi menerima ikan ini adalah Hongkong, Taiwan, Jepang, Australia, Eropa, dan negara lainnya dalam bentuk ikan beku, fillet, dan, olahan lainnya. "Potensinya saya kira besar di atas patin. Patin kan sudah jalan di Timur Tengah. Kobia pangsa pasarnya lebih terbuka," tuturnya.
Slamet menjelaskan, di dalam negeri harga Ikan Kobia sebesar Rp60 ribu per kilogram dan nilainya bisa 6-7 kali lipat apabila diolah menjadi masakan.
Berdasarkan catatan dari KKP, keunggulan ikan kobia yakni memiliki performa pertumbuhan yang cepat yaitu 4-6 kg setahun. Kemudian mudah diadaptasikan, dipijahkan dan dibesarkan dalam kondisi budidaya. Waktu pemeliharaannya juga lebih singkat dibandingkan ikan laut lainnya yaitu berat ikan 3kg dalam 9 bulan.
Selain itu, beberapa kelebihan Rachycentron Canadum seperti memiliki kualitas daging yang sempurna dengan rasanya yang enak dan tekstur dagingnya yang putih. Kemudian dagingnya mengandung EPA dan DHA serta asam lemak omega 3 lainnya. Ditambah lagi, daging kobia cocok untuk dipanggang, untuk sushi atau sashimi. Untuk masakan Indonesia, kobia cocok untuk masakan aneka pindang; dan banyak digunakan untuk sport fishing.