Jakarta, Gatra.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyebut arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap perubahan kurikulum bukan dimaksudkan sebagai perubahan dalam konten saja, namun juga terhadap arah melatih kompetesi yang tidak lagi sekadar menghafal informasi.
Nadiem mengatakan, apa yang diarahkan Presiden Jokowi terhadap perubahan kurikulim lebih bersesensi pada penyederhanaan dan penyampaian pembelajaran yang dalam metodenya, dilakukan dengan cara yang berbeda.
“Itu adalah PR saya untuk bisa merubahnya, tapi itu bukan sesuatu yang bisa dirubah dalam waktu cepat. Butuh pemikiran yang sangat matang dan butuh insight dari para guru-guru dan pihak lainnya. Jadi sebenarnya, apa basis saya untuk melakukan berbagai macam penyempurnaan dan penyederhanaan dan perubahan kurikulum, itu saya mengacu pada guru,” kata Nadiem di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu (5/11)
Mendikbud juga mengatakan sejatinya guru merupakan kunci dari pengembangan kurikulum, yang mana sosok gurulah yang paling tahu kurikulum seperti apa yang relevan untuk muridnya.
Nadiem tetap menitikberatkan pelibatan stakeholder pendidikan dalam proses penyempurnaan kurikulum tersebut.
Ada tiga poin yang akan di fokuskan Nadiem mengenai perkembangan kurikulum kedepan. Pertama berupa penyampaian materi, jangan sampai hanya pada proses menghafal informasi saja.
Kedua, pelibatan stakeholder yaitu guru dalam penyusunan kurikulum tersebut dan ketiga berupa sistem metode yang harus diperbarui.
"Yang ingin kita bangun adalah sebuah kemerdekaan mereka untuk mencari berbagai macam jalan dalam metode pembelajaran yang baik, karena ujung-ujung itu, bahwa apakah ini menciptakan pendidikan yang baik untuk murid. Itu filternya," katanya.