Washington DC, Gatra.com - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dituntut atas dugaan pemerkosaan yang dilakukannya terhadap seorang perempuan pada lebih dari 23 tahun lalu di New York, Senin (4/11). Trump disebut menyangkal dengan mengatakan bahwa itu sebagai serangan terhadap dirinya yang akan meencalonkan periode kedua.
Dilansir AsiaOne, E. Jean Carroll, kolumnis majalah Elle, mengatakan dalam sebuah pengaduan yang diajukan di pengadilan negara bagian New York di Manhattan, bahwa Trump berbohong tentang penyerangan pemerkosaan itu. Trump disebut mencoreng integritas, kejujuran, dan martabatnya dengan menyusun konsep kebohongan untuk menjelaskan mengapa Carroll mengarang insiden itu.
Laporan Carroll tentang dugaan pemerkosaan di Fifth Avenue, yang katanya terjadi antara musim gugur 1995 dan musim semi 1996, telah diterbitkan di majalah New York pada Juni. Insiden itu dikutip dalam memoarnya.
Namun, pihak Gedung Putih menanggapi bahwa laporan Caroll adalah palsu dan tidak masuk akal. "Cerita yang dia gunakan untuk menjual buku sampahnya tidak akan pernah terwujud, titik," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Stephanie Grisham dalam rilisnya.
Gugatan Carroll dibuat setelah pernyataan yang dibuat Trump bahwa dia tidak memperkosa Carroll, dan tidak pernah bertemu dengannya. Senada dengan Grisham, Trump menyebut kebohongan yang dibuat Caroll adalah upaya untuk meningkatkan penjualan bukunya.
“Saya akan mengatakannya dengan sangat hormat: nomor satu, dia bukan tipeku. Nomor dua, itu tidak pernah terjadi. Itu tidak pernah terjadi, oke?" kata Trump kepada koran The Hill di Washington.
Dalam keluhannya, Carroll mengatakan serangan itu berlangsung dua hingga tiga menit, sebelum dia berlari keluar dari ruang ganti dan ke Fifth Avenue. Carroll mengatakan dalam gugatan itu ia segera menceritakan kepada dua temannya, penulis Lisa Birnbach dan mantan pembawa berita WCBS Carol Martin, tentang dugaan serangan itu, tetapi tidak melaporkan Trump ke pihak berwenang karena ia takut akan mendapatkan pembalasan.
Dia mengatakan kisahnya mencuat saat akun media sosialnya diekspos secara publik tahun 2017 dengan menyuarakan kasus dugaan pelanggaran seksual oleh produser Hollywood Harvey Weinstein, yang telah dia tolak dan menelurkan gerakan perempuan #MeToo. "Tidak ada orang di negara ini yang berada di atas hukum, termasuk Presiden," kata Carroll dalam pernyataan yang diberikan oleh pengacaranya.
Trump telah membantah tuduhan oleh lebih dari selusin wanita yang mengatakan bahwa dia membuat kekerasan seksual yang tidak diinginkan terhadap kaum perempuan bertahun-tahun sebelum dia memasuki dunia politik.