Jakarta, Gatra.com - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Mahendra Siregar mengatakan bahwa negara-negara berkembang perlu meningkatkan tren perdagangannya sendiri dan tidak melulu bergentung pada negara-negara maju.
Selama ini, kata Mahendra, negara-negara berkembang selalu menjadi produsen untuk produk-produk, misalnya, pertanian. Namun, sambungnya, negara berkembang saat ini juga perlu menjadi konsumen dan menciptakan pasar antar negara berkembang itu sendiri.
"Perdagangan, perkembangan, rantai nilai global, hingga pola pikir kita masih mengikuti pola yang sudah ketinggalan zaman. Pola yang dibentuk bahkan sebelum Perang Dunia, di mana negara-negara berkembang hanya memproduksi barang-barang untuk dikonsumsi oleh negara-negara maju," kata Mahendra di sela-sela pembukaan pada acara International Workshop on Crops for Peace (IWCP-2019) yang diadakan Kementerian Luar Negeri di Hotel Borobudur, Jakarta (5/11).
Misalnya, lanjut Mahendra, dalam urusan crude palm oil (CPO) yang diproduksi pemerintah Indonesia maupun negara berkembang lainnya seperti Kolumbia, pasarnya masih tertuju ke Eropa. Sedangkan Eropa sendiri melarang CPO dengan berbagai alasan yang janggal.
Untuk itu, menurut Mahendra, sudah saatnya negara-negara berkembang menciptakan pasarnya sendiri tanpa bergantung ke negara-negara maju. "Sudah waktunya bagi negara-negara berkembang untuk menentukan tren perdagangan dan ekonomi global mengingat sebagian besar negara di dunia merupakan negara berkembang," katanya.
"Mari kita pastikan bahwa kita memproduksi, memperdagangkan, memasarkan, dan bertransaksi produk pertanian untuk mayoritas populasi global yang membutuhkan produk pertanian secara berkelanjutan dan terjangkau, tidak hanya mengalokasikan terlalu banyak sumber daya langka dan mahal hanya untuk beberapa orang saja yang bertahan hidup," kata Mahendra.