Semarang, Gatra.com - Kenaikan harga rokok kretek filter, daging ayam ras, bawang merah, akademi/perguruan tinggi, dan ketimun menjadi penyebab inflasi di Jawa Tengah (Jateng) pada Oktober 2019.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Sentot Bangun Widoyono, menyatakan kenaikan harga komoditas tersebut menyebabkan terjadinya inflasi sebesar 0,01% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 135,83.
“Sedangkan penahan laju inflasi adalah turunnya harga cabai merah, telur ayam ras, cabai rawit, cabe hijau, dan apel,” katanya, Selasa (5/11).
Lebih lanjut, Sentot, menyatakan inflasi terbesar terjadi di Surakarta sebesar 0,25% dengan IHK sebesar 132,16, disusul Tegal sebesar 0,13% dengan IHK sebesar 133,95, dan Kudus sebesar 0,10% dengan IHK sebesar 144,47.
Sedangkan tiga kota survei biaya hidup (SBH) lainnya di Jateng terjadi deflasi yakni Purwokerto sebesar 0,08% dengan IHK sebesar 134,00 diikuti Cilacap sebesar 0,07% dengan IHK sebesar 139,83, dan Kota Semarang sebesar 0,06% dengan IHK sebesar 135,70.
“Terjadinya deflasi di tiga kota tersebut karena penurunan indeks pada kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,28 persen,” ujarnya.
Menurut Sentot, penyebab inflasi karena adanya kenaikan indeks pada pengeluaran kelompok sandang sebesar 0,24% diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,17%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,14%.
Untuk pengeluaran kelompok kesehatan sebesar 0,12%, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan masing-masing sebesar 0,04%.
“Tingkat inflasi tahun kalender Oktober 2019 sebesar 2,15 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2019 terhadap Oktober 2018) sebesar 2,84 persen,” ujarnya.