Jakarta, Gatra.com - Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kementerian Koordinator Perekonomian, Mushdalifah Mahmud menuturkan, pemerintah telah mengembangkan model kemitraan Inti-Plasma pada budidaya tanaman pangan seperti yang sudah diterapkan pada budidaya kelapa sawit.
"Kita sekarang mendorong pengembangan klaster bisnis padi untuk kita lihat bagaimana menguatkan posisi petani dan bagaimana membuat hasil pertanian pangan mereka. [Selain itu] apakah] kualitasnya sesuai yang dibutuhkan dan off taker juga tersedia," tuturnya kepada awak media di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa (5/11).
Mushdalifah mengatakan, ini berkaca dari kepemilikan lahan petani yang semakin berkurang, sehingga pendapatan yang didapat semakin sedikit.
"Padi bukan hanya sekedar ekonomi rakyat, tetapi memang sumber ekonomi yang berbasis dari budaya dan kebiasaan masyarakat kita. Itu yang kita akomodir," ujarnya.
Selanjutnya, ia telah bekerja sama dengan berbagai kementerian, koperasi, dan badan usaha milik desa (BUMDes) untuk mengembangkan klaster padi. Kemudian, perusahaan start up pertanian dapat berpartisipasi dalam pengembangan klaster padi.
"Ini mendorong untuk mendukung sektor hulu di petani supaya memproduksi komoditi pangan pertanian, sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat," ujarnya.
Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro berpendapat, adanya kemitraan antara pengusaha dan petani akan mampu mengangkat kesejahteraan petani.
"Si plasma tentunya selain mendapat dukungan ketika menanam, dia juga bisa terbebas dari cengkraman tengkulak saat menjual," pungkasnya.