Jakarta, Gatra.com - Ketua Umum Kamar Dagang dan Indistri (Kadin) Indonesia, Rosan P. Roeslani mengatakan, sudah memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2019, hanya sebesar 5,02 persen. Artinya, turun tipis jika dibandingkan kuartal sebelumnya, yang tumbuh sekitar 5,05 persen.
"Pengusaha sudah memperkirakan, as predicted lah. Kita juga melihat pertumbuhan tahun ini sekitar 5,0 sekian," katanya usai acara Rakornas Kadin Bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan Dan Bidang Pengolahan Makaman dan Industri Peternakan, di Jakarta, Selasa (5/11).
Dasar prediksi tersebut, lanjut Rosan, dengan melihat perlambatan ekonomi yang saat ini tengah melanda dunia. Bahkan, lembaga-lembaga keuangan dunia seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan, akan ada beberapa negara yang mengalami resesi pada tahun 2020 mendatang.
Karena itu, kata Rosan, para pengusaha memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan, hanya berada di angka 5 persen. Kalaupun jika ada kenaikan, maka tidak jauh dari angka 5 persen.
"Karena kita lihat memang perlambatan pertumbuhan dunia, semua negara terkoreksi pertumbuhan dunia, yang dikoreksi baik oleh IMF, World Bank, semua lakukan koreksi. Otomatis ya pasti ada dampaknya juga ke kita," jelas Rosan.
Kenyataan itu membuat ekonomi Indonesia tidak turun tajam karena konsumsi domestik yang masih terjaga, bahkan cenderung menjadi penopang pertumbuhan ekonomi negara.
Rosan pun meminta kepada pemerintah untuk terus menjaga konsumsi domestik masyarakat Indonesia. Selain itu, pemerintah juga perlu menjaga daya beli masyarakat.
"Konsumsi domestik kita kurang lebih 55 persen. Ibaratnya itu saja udah 3 persen sendiri dari pertumbuhan kita. Nah yang pemerintah perlu jaga kita lihat lebih realistis. Untuk tahun depan masih tidak gampang. Jadi kita harapkan investasi dari ekspor itu cukup menantang. Jadi memang yang perlu dijaga domestik konsumsi kita," katanya.