Bandar Lampung, Gatra.com - Peringati 40 Hari gugurnya Randi Mahasiswa Kendari yang menjadi korban tembak saat aksi demo, Sejumlah elemen mahasiswa Lampung yang tergabung dalam Cipayung Plus menggelar aksi di depan gerbang masuk kantor Gubernur Lampung. Senin sore, 4/11. Selain menuntut penyelesaian kasus kematian Randi, para peserta aksi juga menuntut pemerintah untuk penyelesaian Karhutla di Lampung dan carut marutnya BPJS Kesehatan.
Lantaran aksi demo Cipayung Plus tidak diizinkan masuk ke komplek gubernuran oleh petugas keamanan, para peserta aksi memilih bertahan dan memblokade gerbang masuk serta menutup ruas jalan Wolter Monginsidi Teluk Betung dari kendaraan yang ingin melintas. Sempat terjadi aksi dorong antara beberapa peserta aksi dan aparat keamanan, namun kericuhan segera dapat dilerai oleh masing-masing pihak.
"Tuntutan kami tetap, masalah tindakan refresif aparat keamanan pada aksi 23-30 September lalu, korban sudah 5 orang tapi belum ada tersangkanya, di Kendari jelas mahasiswa jadi korban tertembak " ujar Korlap aksi Cipayung plus, Erzal Syahreza kepada wartawan, Senin, 4/11.
Erizal bersama rekan-rekannya juga juga menuntut permasalahan isu lokal terkait karhutla di Lampung yang tidak ada penanganan lebih lanjut untuk pelakunya. "Kebakaran hutan dan lingkungan ini terjadi setiap tahun, yang kemarin di Lampung itu kan sudah jelas siapa pelakunya, harus nya kalo itu korporasi ya jelas tidak ada boleh izin lagi, tapi ini tidak ada penanganan untuk pelaku " sambungnya.
Para peserta aksi menyatakan akan tetap menemui gubernur atau wakilnya untuk menyampaikan aspirasi dan tuntutan. "Kami dilarang masuk ini tak masuk akal, kami hanya ingin menyampaikan tuntutan kepada gubernur agar jelas " lanjutnya.
Para peserta demo yang bertahan dari pukul 15.00 wib itu akhirnya memilih membubarkan diri pada pukul 20.00 wib malam, setelah upaya mereka menemui gubernur gagal, dan mereka berjanji akan menggelar aksi serupa dengan peserta yang lebih banyak.