New Delhi, Gatra.com - Polusi udara di ibu kota India mencapai level paling buruk di dunia pada hari Minggu (3/11) waktu setempat. Akibatnya, pemerintah India meliburkan sejumlah sekolah dan menetapkan status darurat pada kondisi kesehatan masyarakat serta membatasi penggunaan kendaraan pribadi di jalan-jalan ibukota di bawah skema "ganjil-genap" berdasarkan plat nomor kendaraan.
Dikutip dari Reuters, Indeks kualitas udara, yang mengukur level PM 2.5, partikel kecil di udara, memburuk hingga di atas 900, jauh di atas level 500 yang memenuhi syarat sebagai level sedang. Wakil presiden Skymet, Mahesh Palawat menyatakan indeks yang berada di atas 400 pada AQI menimbulkan risiko bagi orang dengan penyakit pernapasan dan dapat mempengaruhi mereka yang memiliki paru-paru sehat.
Berdasarkan data kesehatan India, sekitar 40 juta warga India khususnya yang tinggal di ibu kota mengalami kerusakan paru-paru. Sementara berdasarkan Badan Pemantau Cuaca India, SAFAR, menyatakan kabut asap tebal membuat lebih dari 30 jadwal penerbangan dialihkan dari bandara internasional New Delhi akibat jarak pandang yang buruk dan mengakibatkan jalanan tampak sepi ketika sebagian besar orang memilih untuk tinggal di rumah, dibandingkan beraktivitas di luar rumah.
Sementara itu, menurut SAFAR, foto-foto dari citra satelit mengabadikan lebih dari 3.000 insiden pembakaran tunggul pekan lalu di negara-negara tetangga, berkontribusi terhadap 44% polusi Delhi. Sebuah survei terhadap 17.000 orang di wilayah Delhi menemukan bahwa 40% ingin keluar dari wilayah Delhi karena kegagalan mengendalikan polusi.
Badan Lingkungan Hidup Delhi, Kejriwal, dan para menteri utama dari negara bagian Punjab dan Haryana mendesak pemerintah federal untuk berbuat lebih banyak untuk memerangi polusi. Serta mencari cara untuk membuat pemerintah negara bagian mengambil tindakan lebih keras terhadap para petani untuk mengekang pembakaran tunggul.