Teheran, Gatra.com - Iran memperingati 40 tahun pergerakan mahasiwa menduduki Kedutaan Besar Amerika serta 444 hari krisis penyanderaan pada 1979 lalu. Aksi ini dilatarbelakangi berakhirnya ketegangan mengenai kesepakatan nuklir antara Iran dan AS.
Para demonstran berkumpul di depan gedung bekas Kedutaan Besar AS di Tehran. Berdasarkan laporan media lokal setempat, terdapat beberapa titik aksi di beberapa kota lain.
"Terima kasih kepada Tuhan, hari ini bibit revolusi telah berevolusi menjadi pohon besar yang berbuah yang menutupi seluruh Timur Tengah," kata Komandan Tentara Iran, Jenderal Abdolrahim Mousavi, dilansir Associated Press, Senin (4/11).
Baca Juga: PM Hariri Mundur, AS Tahan Bantuan untuk Lebanon
Sementara itu, peringatan pengambilalihan Kedutaan Besar AS ini diwarnai dengan adanya protes di negara-negara sekutu Iran seperti Irak dan Lebanon. Konsulat Iran di Karbala, Irak, menyaksikan adanya penyerangan massal tadi malam.
Berdasarkan keterangan pemerintah Irak, setidaknya tiga orang demonstran tewas dan 19 lainnya luka-luka dalam aksi itu. Bahkan, tujuh orang polisi Irak mengalami cidera. Gerbang konsulat terbakar akibat lemparan bom molotov oleh demonstran. Bahkan, para demonstran berusaha memanjat dinding sambil mengibar-ngibarkan bendera Irak. Meskipun begitu, saat ini keadaan sudah kembali normal.
Presiden Donald Trump me-retweet posting oleh media terkait Saudi yang menunjukkan kekacauan di luar konsulat. Kerusuhan itu terjadi setelah surat kabar garis keras, Keyhan di Iran menegaskan kembali seruan kepada demonstran untuk merebut AS dan pos-pos diplomatik Saudi di Irak melalui sebuah aksi kerusuhan.
Baca Juga: Pemimpin Tertinggi Iran Tolak Berdialog dengan AS
Para demonstran di aksi unjuk rasa lain pada Minggu (3/11) meneriakkan "Kematian untuk Amerika" dan "Kematian untuk Israel". Aksi lainnya memperlihatkan pembakaran replika bendera AS dan menunjukkan tanda-tanda ejekan untuk Trump dan AS.
Para pembuat regulasi di parlemen juga menggaungkan seruan-seruan itu. Lebih jauh lagi, mereka telah menyetujui adanya Rancangan Undang-undang (RUU) yang mengatur adanya pelajaran anti-Amerika dalam buku pelajaran sekolah.
Bahkan, sebuah billboard di Vali-e-Asr Square, Teheran digunakan kelompok garis keras Iran untuk menyuarakan pandangan politik mereka. Dalam billboard ini menunjukkan sebuah gambar orang-orang yang tengah mengibarkan bendera dari seluruh dunia dan bersorak ketika bendera Amerika terbakar. Di gambar itu tertulis "We are the superpower".
Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi ke Sektor Konstruksi Iran
Mousavi menyebut Amerika sebagai kalajengking dan mengatakan masa tekanan ekonomi telah berakhir. Ungkapan ini diserukannya dalam aksi di depan gedung bekas Kedutaan Besar AS di Teheran. "AS mendorong penyerahan Iran dalam bungkus kata-kata seperti negosiasi dan perjanjian," kritiknya.
Biasanya, anggota angkatan bersenjata Iran tidak melakukan orasi dalam peringatan itu. Penampilan Mousavi kemungkinan merupakan upaya pemerintah teokratis Iran untuk menunjukkan persatuan untuk melawan tekanan yang dihadapinya dari AS di bawah Trump.
Penyanderaan pada 1979 tersebut telah diabadikan dalam film televisi Escape from Iran: The Canadian Caper (1981) produksi Kanada dan AS. Selain itu difilmkan pula oleh Ben Affleck dalam Argo (2012).