Pontianak, Gatra.com - Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Sutarmidji, mengatakan, kebutuhan beras di Kalbar sebanyak 546.000 ton setiap tahun. Sedangkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar hingga sekarang tidak memiliki data tentang luas tanam yang sebenarnya.
“Selama ini diklaim 529.000 hektare, faktanya setelah diverifikasi di lapangan dengan titik koordinatnya kita cuma punya 217.000 hektare,” ujar Sutarmidji saat menghadiri gerakan tanam padi milenial di Desa Parit Keladi, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Minggu (3/11).
Sutarmidji berharap mulai tahun 2020 nantinya tidak ada lagi beras luar yang masuk ke Provinsi Kalbar. Bahkan ia ingin Kalbar yang mengirim beras untuk daerah lain.
“Kegiatan ini melibatkan milenial supaya orang tuanya yang punya lahan sawah atau lahan tanam, itu jangan dijual, dan anak-anaknya nanti bisa melanjutkan sehingga luas lahan tanam padi itu tidak berkurang," ujarnya
Sutarmidji mengimbau kepada seluruh petani di Kalbar, agar bisa beralih ke cara pertanian modern. Baik dari pembukaan lahan, penanaman hingga panen memanfaatkan teknologi.
"Alat untuk mengelolanya sudah tersedia, tinggal dikoordinasikan. Kelompok tani harus semakin modern jangan tradisional terus," katanya.
Sementara itu, Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan, mengatakan, program menanam padi milenial ini akan terus digalakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kubu Raya. Mengingat luas lahan sawah di Kubu Raya mencapai 30 ribu hektare.
"Padi ini sebagai simbol induk, karena ini yang paling penting dan utama karena berbasis pangan," katanya.
Selain itu, Muda juga menyinggung masih ada lahan tidur di Kubu Raya yang belum diberdayakan secara maksimal. Ia juga ingin menguatkan beras lokal serta kemandirian pangan di Kubu Raya, dan bersama-sama mengencangkan sektor pertanian.
"Masih banyak lahan di sini yang bisa ditanam, namun masih belum dimanfaatkan. Akan kita dorong agar dapat dikelola oleh masyarakat," ujarnya.