Semarang, Gatra.com - PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) produsen semen Dynamix (sebelumnya bernama semen Holcim) pada kuartal III 2019 membukukan pendapatan Rp7,7 triliun.
Corpore Communication Manager SBI Diah Sasanawati, mengatakan pendapatan kuartal III 2019 terjadi peningkatkan sebesar 2,23% dibandingkan periode yang sama pada 2018 sebesar Rp7,6 triliun.
Peningkatan pendapatan perusahaan ini, menurutnya, setelah melakukan sinergitas dengan Semen Indonesia pada Februari lalu.
“Sinergitas dengan Semen Indonesia mendorong kenaikan volume penjualan SBI sebesar 2.27 persen dengan pendapatan perusahaan senilai Rp 7,7 triliun,” katanya di Semarang, Ahad (3/11).
Lebih lanjut, Anna, panggilan Diah Sasanawati, menyatakan laba bruto perusahaan meningkat sebesar 37.71% dan EBITDA melonjak hingga 68.82%.
Pencapaian ini tidak lepas dari program-program efisiensi dan sinergi yang terbukti berhasil menurunkan faktor-faktor biaya penjualan dan operasional.
Biaya operasional turun sebesar 10.47% dikontribusikan oleh penurunan pada beban distribusi sebesar 3.08% dan penurunan beban penjualan sebesar 47.68%.
“Laba sebelum bunga dan pajak penghasilan tercatat mencapai Rp 665 milyar. SBI juga mampu bangkit dari keterpurukan sejak tahun 2015 dan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp134 milyar ,” ujar Anna.
Sales Group Head SBI, Giri Prabowo, dalam kesempatan yang sama menyatakan brand semen Holcim mulai September 2019 berganti nama menjadi Dynamix.
Pergantian nama ini setelah saham mayoritas PT Holcim Indonesia, produsen seman Holcim dikuasai Semen Indonesia Group. Holcim Indonesia kemudian berganti nama menjadi SBI.
Pergantian nama brand ini, menurut Giri tidak mengubah kualitas dan harga produk semen. Hanya kantong semen terjadi perubahan warna serta tulisan dari Holcim menjadi Dynamix.
“Harga Dynamix sama seperti Holcim tidak ada kenaikan. Kami terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Distribusi Dynamix sudah dilakukan di Pulau Jawa,” ujar dia.