Home Kesehatan Milenial Berisiko Tinggi Kena Penyakit Tak Menular Mematikan

Milenial Berisiko Tinggi Kena Penyakit Tak Menular Mematikan

Bantul, Gatra.com - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono menyatakan generasi muda dan atau milenial berisiko terjangkit penyakit tak menular mematikan. Kemenkes menggandeng kampus-kampus di Indonesia mengenalkan pola hidup sehat ke kalangan muda.

“Sekarang ada pergeseran penyakit tidak menular berisiko kematian dari kalangan tua ke angkatan muda. Sebagai generasi pemimpin masa depan Indonesia, kita perlu mengkuatirkan itu,” kata Anung di kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu (2/11).

Di UMY, Kemenkes meluncurkan Program Kampus Sehat dan menetapkan UMY sebagai satu dari empat Kampus Sehat yang diiniasi awal tahun ini.

Anung mengutarakan, penyebaran penyakit tidak menular di kalangan milenial sangat memprihatinkan. Ia mencontohkan penyakit hipertensi atau darah tinggi yang 33,7 persen penderitanya adalah anak muda.

“Parahnya lagi, dari angka itu, sepertiganya tidak mengetahui dia memiliki penyakit hipertensi dan berisiko tinggi pada kematian. Demikian juga penyakit diabetes yang diderita 11,7 persen kalangan muda 18 tahun ke atas dan sepertinya sama, mereka tidak tahu,” ujarnya.

Anung menyatakan kondisi ini dinilai memprihatinkan dan menjadi ancaman nyata bagi bonus demografi pada 2025-2035. Tanpa keberadaan SDM yang sehat, generasi muda Indonesia di masa periode itu bisa kalah bersaing.

“Ada banyak faktor terjangkitnya anak muda oleh penyakit tidak menular, seperti buruknya pola makan dan mempraktekkan gaya hidup tidak sehat seperti jarang berolahraga, merokok, dan mengkonsumsi minuman beralkohol,” ujarnya.

Kemenkes pun meluncurkan program Kampus Sehat karena tak ingin kehilangan sumber daya manusia usia produktif. Apalagi saat ini tercatat 7,5 juta mahasiswa dan 400 ribu dosen yang tersebar di 4.500 perguruan tinggi

“Kami melihat perguruan tinggi adalah wadah bagi anak muda menjadi agent of change dalam bidang kesehatan. Kami berharap anak-anak muda memberi contoh masyarakat bagaimana mudahnya menerapkan gaya dan perilaku hidup sehat,” jelasnya.

Anung lantas bercerita, Kemenkes harus kehilangan 19 orang usia produktif tahun ini karena penyakit tidak menular. Dari jumlah itu, 11 orang adalah lulusan S-2 yang dibiayai oleh negara.

“Kita tidak ingin memiliki sumber daya manusia yang berisiko meninggal karena penyakit tidak menular. Ini merugikan negara,” katanya.

Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Lincolin Arsyad menerangkan, seusai ditetapkan sebagai Kampus Sehat, UMY berkomitmen mewujudkan seluruh program itu dari hulu hingga hilir.

“Hari ini UMY telah mengikuti langkah Universitas Indonesia, Universitas Sebelas Maret, dan Universitas Andalas sebagai Kampus Sehat. Dalam waktu dekat, kami akan mensosialisasikan ke 166 kampus yang dinaungi Muhammadiyah,” jelasnya.

188
UMY