Home Ekonomi Tour de Singkarak Harus Dongkrak Ekonomi Masyarakat Luas

Tour de Singkarak Harus Dongkrak Ekonomi Masyarakat Luas

Batusangkar, Gatra.com - Balap sepeda jalan raya, Tour de Singkarak yang digagas pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) bersama kabupaten/kota setempat sudah memasuki tahun ke-11, bahkan pada tahun ini dua kabupaten Jambi (Sungai Penuh dan Kerinci) ikut bergabung menjadi penyelenggara, sehingga menambah ragam jalur dan track yang dilalui pebalap. 

Staf Ahli Kementerian Pariwisata RI Bidang Multikultural sekaligus Ketua pelaksana CEO Calender Of Event 2018, Esthy Reko Astuti, menegaskan, event sport tourism Tour de Singkarak harus berdampak secara ekonomi terhadap masyarakat luas. “Sejak tahun pertama penyelenggaraan TdS, mulai dari proses persiapan hingga tahapan penyelenggaraan terus berkembang dan semakin matang. Maka dari itu, apa yang sudah dicapai patut didukung dan dipertahankan,” ucap Esthy di Pariaman, Sabtu (2/11).

Dia menyebutkan, pergelaran TdS ini sudah berlangsung cukup lama, sejak pasca bencana gempa bumi dahsyat yang sempat melumpuhkan Kota Padang dan Pariaman sebagai lokasi terparah, pada 2009. Pemerintah menggelar TdS untuk memulihkan kondisi, dan bangkit dengan cepat. 

Jumlah etape setiap tahunnya terus bertambah, bahkan pada pergelaraan ke-11 ini Tour de Singkarak berhasil mengepakkan sayap hingga provinsi tetangga, Jambi. Bergabungnya Sungai Penuh dan Kerinci menjadi bagian, lintasan balap sepeda jalan raya internasional ini menjadi lebih panjang. “Dampaknya tidak saja untuk promosi wisata, namun juga berdampak kepada masyarakat,” kata Esthy.

Menurut Esthy, penyelenggaraan sport tourism Tour de Singkarak, tidak hanya terus berkembang dan berdampak terhadap kemajuan pariwisata Sumbar. Namun, juga menjadi pionir  Tour de yang ada di Indonesia. Salah satunya Tour de Ijen di Banyuwangi. “TdS sudah berkembang. Banyuwangi itu belajar dari TdS. TdS pionirnya Tour de di Indonesia. TdS sejak awal sudah masuk calendar of event dan kalender UCI. Perlu dipertahankan mulai dari teknis maupun penyelenggaraan,” ujarnya lagi.

Terpisah, Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit menyebutkan, Tour de Singkarak telah membuat Ranah Minang tidak saja dikenal ditingkat Nasional, namun juga mancanegara karena sudah masuk pada agenda tahunan UCI. “Model penyelenggaraan seperti Tour de Singkarak ini, memberikan estafet pemahaman bagaimana sebuah iven tersebut dikelola dengan berorientasi kepada kenyamanan pengunjung sebagai upaya pencitraan sebuah destinasi wisata,” sebutnya.

Menurut Nasrul Abit, selain hadiahnya tahun ini cukup besar yakni Rp 2.3 miliar, jarak tempuh lintasan juga cukup panjang. Jarak yag terpanjang yakni dari Sungai Penuh ke Kota Painan. Lebih dari 200 kilometer. Jalan di Kawasan Mandeh juga merupakan rute di lewati pebalap.

“Saya ucapkan semua pihak yang telah membantun iven ini. Ada beberapa yang tidak ikut (kabupaten). Tapi, mudah-mudahan tahun mendatang ikut. Selain itu, harapan kami, setiap lokasi star dan finish, harus ada manfaat untuk masyarakat sekitar. Ada bazar dan pametan. Sehingga, pengunjung tidak hanya menonton saja, tapi ada transaksi jual beli,” tutup Nasrul Abit.

197