Bandar Lampung, Gatra.com - Pemerintah Kota Bandar Lampung akhirnya berhasil mengevakuasi lampu suar apung bersejarah yang konon terhempas akibat tsunami dari letusan Krakatau 1883 hingga jauh ke daratan Teluk Betung, Bandar Lampung, pada Jumat, (01/11).
"Saya diperintah langsung oleh walikota untuk mencari titik lokasi keberadaan sisa benda bersejarah dari letusan Krakatau 1883 ini, Pak Wali memerintahkan untuk dievakuasi dan relokasi rencananya akan dijadikan monumen " ujar Camat Teluk Betung Selatan, Ichwan Adji kepada Gatra.com
Lampu suar apung yang menjadi saksi bisu ganasnya tsunami akibat letusan Krakatau 1883 tersebut awalnya terdampar di perkebunan selama lebih dari 100 tahun, tepatnya di Kampung Baru Gang Kemas Suara Kelurahan Gedung Pakuwon, Teluk Betung Selatan Bandar Lampung.
Kini puluhan tahun kemudian perkebunan tersebut menjadi pemukiman warga yang padat.
Namun keberadaan lampu suar tersebut sejak awal tidak pernah dipindah letaknya, hingga akhirnya benda tersebut setengah tertimbun di halaman belakang Musholah Nurul Iman, Gedung Pakuwon Teluk Betung.
Wahid (76) seorang warga sekitar mengatakan bahwa mercusuar tersebut sudah ada dilokasi tersebut sejak ia berusia 5 tahun.
Ia menuturkan lokasi mercusuar tersebut ditemukan awalnya hanya kebun kosong tidak ada perumahan dan warga yang tinggal, namun menginjak tahun 1960-an kebun tersebut mulai dihuni oleh warga. "Sudah turun temurun sejak saya kecil diceritakan orang tua, kalau itu katanya lampu kapal hanyut, di bawa tsunami Krakatau tahun 1883," kenang Wahid.
Sementara itu Walikota Bandar Lampung, Herman H.N yang turut menyaksikan proses pemindahan mengatakan lampu suar tersebut merupakan benda bersejarah yang patut diabadikan.
"Benda ini sisa dari meletusnya Gunung Krakatau 1883, lampu suar ini kalau sudah dipindah akan kita buatkan prasasti, nanti bagian yang rusak akan diperbaiki dahulu, akan kita pindah ke halaman Pemkot Bandar Lampung, biar banyak warga yang lihat," ujar Herman dilokasi.
Proses pemindahan lampu suar yang diperkirakan memiliki bobot hampir 2 ton tersebut memakan waktu hampir 1 jam lebih dengan bantuan alat berat. Karena berada di lokasi sempit padat pemukiman, petugas dari Pemkot dibantu warga setempat terpaksa harus menjebol tembok - tembok pembatas untuk mengeluarkan lampu suar tersebut.