Jakarta, Gatra.com - Indonesia masih mengalami defisit neraca dagang terhadap Republik Rakyat Cina (RRC) sebesar US$11,44 miliar pada Januari-Agustus 2019. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar US$10,83 miliar. Adapun total defisit selama tahun 2018 sebesar US$18,41 miliar.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan, Dody Edward mengatakan, Indonesia akan mengikuti ekspo "The 2nd China International Import Expo (CIIE) 2019" di National Exhibition and Convention Center (NECC), Shanghai, Cina pada 5–10 November 2019. Keikutsertaan Indonesia dalam ajang ini sebagai upaya untuk menyeimbangkan neraca perdagangan melalui peningkatan ekspor.
“Tujuan partisipasi Indonesia pada CIIE adalah untuk meningkatkan ekspor ke Tiongkok (Cina) dan memanfaatkan liberalisasi, globalisasi perdagangan, serta keterbukaan pasar Tiongkok,” tutur Dody dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (1/11).
Produk utama ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok di antaranya batu bara muda, minyak kelapa sawit dan turunannya, batu bara, bubur kayu kimia, feronikel, batu bara bitumen, serta bijih nikel, dan konsentrat.
IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi Cina hanya 6,2% pada tahun 2019, turun dari 6,6% pada 2018. Meskipun demikian, Dody tetap menganggap Cina adalah pasar yang bagus bagi Indonesia.
"Ini satu gambaran dari pemerintah Tiongkok bahwa mereka [merupakan] pasar terbuka. Kesempatan kepada negara mitra termasuk Indonesia, 16 besar pemasok dari dunia. Tiongkok pasar ekspor kita terbesar," tuturnya.
CIIE merupakan pameran produk impor yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan Tiongkok (MOFCOM) yang menempati area seluas 500.000 m². Pameran ini akan menampilkan produk impor dari 172 negara dan ditargetkan dikunjungi lebih dari 150.000 orang.
“Partisipasi Indonesia pada CIIE 2019 merupakan kerja sama Kemendag, Kedutaan Besar RI di Beijing, Konsulat Jenderal RI Shanghai, dan Indonesia Tade Promotion Center Shanghai. Pada pameran ini, Delegasi Indonesia akan dipimpin oleh Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman dan Invesatasi Luhut Binsar Pandjaitan selaku utusan khusus RI dan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto,” pungkasnya.
Pameran dibagi dalam dua area yaitu Country Pavilion for Trade and Investment dan Enterprise and Business Exhibition. Country Pavilion for Trade and Investment merupakan area yang dikhususkan sebagai ruang pamer untuk menampilkan produk unggulan, informasi investasi, dan pariwisata dari negara peserta.
Sedangkan, area Enterprise and Business Exhibition merupakan area pameran untuk pelaku usaha yang menampilkan produk impor dengan kategori produk peralatan berteknologi tinggi, peralatan elektronik, kendaraan, pakaian, aksesori, dan barang-barang konsumsi. Selain itu terdapat produk pertanian dan makanan, peralatan medis dan produk perawatan medis, serta perdagangan jasa.
Pada pameran ini, Paviliun Indonesia menempati area seluas 136 m² di Hall 5.2. Paviliun ini akan menampilkan stan Perusahaan Gas Negara, Badan Koordinasi Penanaman Modal, dan PT Astra International. Dalam paviliun ini akan ditampilkan produk unggulan Indonesia seperti kelapa sawit, kopi, dan sarang burung walet. Kemudian, akan digelar kegiatan cicip kopi dari Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI), dan tarian tradisional seperti tari sajojo, tari hantak mahantak, dan tari genjring di lokasi yang sama.
Sementara itu, pada area Enterprise and Business Exhibition, Kemendag bekerja sama dengan PT Dyandra Promosindo selaku penyelenggara Indonesia akan menempati zona Food and Agriculture seluas 300 m² di Hall 8.2 dan zona Equipment seluas 18 m² di Hall 4.1.
Tujuh belas perusahaan berpartisipasi di area ini seperti Garuda Food, Marimas Putra Kencana, Victoria Care Indonesia, Sinar Aosro, Anugrah Citra Walet, Indofood, Kobe, BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) dan lainnya. Sedangkan beberapa perusahaan yang membuka stan secara mendiri tersebar di berbagai tempat contohnya Maspion, Puri Nusa Eka Persada, Kapal Api Global, Suryamas Mentari, Mayora Group, PT Great Giant Pineapple, PT Agarindo Bogatama, dan binaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO).