Jakarta, Gatra.com - Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, industri manufaktur memiliki peluang pasar yang sangat besar, karena masih menjadi sektor penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional.
"Ini menjadi potensi untuk memacu produktivitas industri kita, sekaligus kita juga fokus mendorong daya saingnya agar bisa lebih kompetitif lagi di kancah global," katanya di Jakarta, Jumat (1/11).
Menurutnya, Presiden Jokowi telah memberikan arahan untuk melakukan transformasi manufaktur dalam negeri. Diharapkan bisa menjadi landasan untuk menghadapi perkembangan era industri 4.0.
Selain itu, implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0 (MI 4.0) diyakini akan membangkitkan kembali industri manufaktur Indonesia.
"Dengan pemanfaatan teknologi industri 4.0, akan mendorong peningkatan produktivitas sektor industri secara lebih efisien. Karena telah terbangunnya konektivitas melalui teknologi digital," ujarnya.
Penerapan industri 4.0, lanjut Menperin, akan membawa Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara ekonomi terkuat di dunia pada tahun 2030. Ini merupakan sebuah aspirasi besar dari peta jalan MI 4.0.
Peta jalan MI 4.0 mendorong penerapan transformasi industri manufaktur yang diharapkan mampu mengoptimalkan potensi penambahan pertumbuhan ekonomi sekitar 1-2%. Saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada angka sekitar 5%.
Transformasi manufaktur juga diharapkan bisa meningkatkan kontribusi industri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 25%. Bahkan, peningkatan net ekspor diprediksi naik sebesar 10%, serta bisa menciptakan 17 juta lapangan kerja.