Jakarta, Gatra.com - Direktur Utama Perum Badan Usaha Logistik (Bulog), Budi Waseso menganggap stok daging dalam negeri masih mencukupi, sehingga belum memanfaaatkan kuota impor daging sapi Brazil sebesar 30 ribu ton, yang diberikan pemerintah pada tahun ini.
"Karena apa? Daging kerbau sudah banyak dan mencukupi. Daging sapi dari Australia sudah ada, terus daging sapi lokal juga banyak," katanya dalam acara Ngopi BUMN di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (1/11).
Buwas juga menilai waktu impor juga sudah terlalu sempit menjelang akhir tahun.
"Perjalanannya 47 hari, belum lagi processingnya (pemrosesannya). Tahun depan aja deh, sambil kita hitung kebutuhannya," ujarnya
Buwas menganggap apabila Bulog ikut mengimpor daging sapi maka akan membanjiri pasar dan akan membuat harga pasar bisa turun tajam. Akibatnya merugikan peternak sapi dan pengusaha rumah potong dalam negeri.
Buwas pun menolak keputusan impor apabila memang menimbulkan efek buruk. Pihaknya akan menyampaikannya kepada lembaga negara terkait, seperti Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri BUMN, Menteri Perdagangan, dan Menteri Pertanian, alasan untuk tidak impor dulu.
Selain Bulog, BUMN lain yang diberikan jatah impor daging sapi Brazil adalah PT Berdikari (Persero) dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero). Kedua perusahaan tersebut masing-masing mendapat jatah sebesar 10 ribu ton.
"Berdikari sudah impor, kita tidak ikut-ikutan. Sudah terlalu banyak (daging)," katanya.