Multan, Gatra.com - Kebakaran kereta yang terjadi di Provinsi Punjab Timur, Pakistan pada Kamis (31/10), tewaskan 74 orang. Menurut keterangan korban selamat, setidaknya butuh waktu selama 20 menit sejak kebakaran terjadi sampai akhirnya kereta berhenti.
Dalam kebakaran ini, tiga gerbong kereta berhasil dilalap si jago merah. Pasalnya, kebakaran kereta yang tengah melakukan perjalanan ini disebabkan oleh adanya ledakan kompor gas. Puluhan penumpang yang panik spontan melompat dari kereta yang tengah melaju kencang.
Wakil Komisaris Perkeretaapian Kereta Api Jamil Ahmed mengatakan, kebakaran ini diduga bermula dari salah satu kompor gas kecil yang dibawa oleh anggota Tableeqi-e-Jamaat meledak. Ledakan ini menyulut tabung gas lain terbakar.
Api berkobar dalam kereta yang melalap tiga gerbong saat mendekati kota Liaquatpur di Punjab. Orang-orang yang selamat menceritakan kembali pemandangan mengerikan tentang sesama penumpang yang berteriak ketika mereka melompat keluar jendela kereta. Sementara itu Kobaran api terus mengepul dari gerbong.
Seperti dilaporkan The Associated Press, masinis Sadiue Ahmed Khan mengatakan, sistem pengereman darurat kereta berfungsi dengan baik. Menurutnya, kereta berhenti dalam tiga menit setelah diketahui adanya tanda kebakaran.
"Ini adalah tragedi terburuk dalam hidup saya sebagai masinis," katanya.
Penyelidik mengatakan akan mengecek sistem pengereman kereta untuk mengetahui kondisinya pada saat kebakaran. Menurut para korban, mereka telah berusaha memberikan sinyal darurat pada masinis tetapi kereta tetap melaju kencang.
Ghulam Abbas, seorang penumpang yang naik kereta di kota Nawabshah di Provinsi Sindh yang berdekatan dengan istri dan dua anaknya, memberikan keterangan yang mewakili korban lain dengan mengatakan butuh hampir 20 menit agar kereta berhenti. Dia merekonstruksikan dirinya melihat para penumpang yang panik melompat dari kereta yang melaju cepat.
"Kami tahu bahwa kebanyakan dari mereka yang melompat, telah meninggal," katanya.
Istri Abbas, Sulai Khan Bibi, mengatakan dia sangat merasa ketakutan atas apa yang akan terjadi pada dua anak kecil mereka. "Kami sangat dekat dengan kematian, tetapi Allah menyelamatkan kami," katanya sembari memegangi anak-anak.
Kereta yang melakukan perjalanan dari kota pelabuhan Laut Arab selatan Karachi ke Rawalpindi membawa 857 penumpang. Sebagian besar yang mati adalah anggota Tableeqi-e-Jamaat, sebuah organisasi misionaris Islam, api diyakini dimulai di kompartemen mereka.
Mufti Wahab, seorang kepala distrik Tableeqi-e-Jamaat, mengatakan sebanyak 52 anggota organisasinya mati syahid akibat kebakaran ini. Sedangkan menurut pejabat layanan darurat distrik, Kaleem Ullah, dari total 43 orang yang terluka, 11 di antaranya masih dalam kondisi kritis.
"Beberapa dari mereka telah melompat dari kereta, banyak yang mati setelah kebakaran terjadi dan sebelum akhirnya berhenti," kata salah seorang pegawai kereta api, Ahmed.
Hingga saat ini, pemerintah masih berusaha mengidentifikasi para korban, namun daftar korban meninggal serta terluka masih belum bisa dipublikasikan. Kereta lain dikirim untuk membawa para korban ke kota Rawalpindi.
Kecelakaan kereta api di Pakistan seringkali merupakan akibat dari buruknya infrastruktur kereta api dan kelalaian pemerintah. Laporan media pada hari Kamis menunjukkan bahwa petugas kereta api tidak memperhatikan ketika penumpang menaiki kereta dengan membawa kompor gas kecil.