Cilacap, Gatra.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah mengandalkan bantuan pihak ketiga untuk penyediaan bantuan air bersih ke 102 desa yang mengalami krisis air bersih pada tahun ini. Pasalnya stok bantuan air bersih telah habis.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Tri Komara Sidhy mengatakan BPBD saat ini hanya bisa mengandalkan bantuan pihak ketiga lantaran stok bantuan air bersih yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Cilacap, baik definitif dan perubahan telah habis.
“Yang terdampak 102 desa di 20 kecamatan. Kita sih sedang mencari dukungan pihak ketiga,” katanya, Jumat (1/11).
Menurut Komara hingga saat ini sebanyak 52 lembaga mulai dari BUMN, BUMD, pengusaha swasta, organisasi profesi dan komunitas telah membantu pengadaan air bersih. Namun saat ini ketersediaan bantuan tersebut semakin tipis.
Dirinya mengatakan hingga 1 November 2019 ini, BPBD telah mengirimkan pasokan air sebanyak 926 tangki ke 102 desa di 20 kecamatan di Cilacap. Kondisi tersebut berbeda dari tahun sebelumnya yang hingga November hanya mencapai 512 tangki.
Sebab itu, BPBD pun kini aktif untuk berkomunikasi dengan dunia usaha dan komunitas yang belum memberikan bantuan.
“Ya kemaraunya luar biasa. Tahun kemarin hanya 512, yang terdampak 48 desa di 17 kecamatan. Nah sekarang baru sampai 1 November kita sudah mengirimkan 926 tangki,” ujarnya.
Kemarau tahun ini berdampak luar biasa. Salah satunya terlihat dari jumlah desa dan kelurahan yang mengalami krisis air bersih yang meningkat lebih dari dua kali lipat. Menurutnya hal tersebut disebabkan kemarau yang tiba lebih cepat dari biasanya.
“Kita sedang sedang meminta dukungan ke BUMN, BUMD, CV yang besar-besar,” ucapnya.