Washington D.C., Gatra.com - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menahan bantuan keamanan sebesar US$105 juta untuk Lebanon. Hal itu diungkapkan dua pejabat AS pada Kamis (30/10), dua hari setelah pengunduran diri Perdana Menteri (PM) Lebanon, Saad al-Hariri.
Departemen Luar Negeri mengatakan kepada Kongres pada Kamis bahwa kantor anggaran Gedung Putih dan Dewan Keamanan Nasional telah memutuskan untuk menahan bantuan militer asing, kata kedua pejabat itu, yang berbicara kepada Reuters, namun menolak diungkapkan identitasnya.
Para pejabat ini tidak mengatakan mengapa bantuan itu diblokir. Salah satu sumber mengatakan Departemen Luar Negeri tidak memberikan alasan bagi Kongres terkait keputusan tersebut. Ketika Reuters meminta konfirmasi, Departemen Luar Negeri menolak memberikan komentar.
Baca Juga: PM Lebanon Melakukan Reformasi untuk Meredam Protes
Pemerintah telah meminta persetujuan untuk bantuan mulai Mei lalu dengan alasan bahwa penting bagi Lebanon, mitra penting AS di Timur Tengah yang bergejolak, untuk dapat melindungi perbatasannya. Bantuan itu termasuk kacamata penglihatan malam hari dan senjata yang digunakan dalam keamanan perbatasan.
Namun, Washington juga telah berulang kali menyatakan keprihatinannya atas peran Hizbullah yang tumbuh di pemerintahan Lebanon. Hizbullah disebut sebagai kelompok bersenjata Syiah yang didukung oleh Iran. Organisasi itu terdaftar sebagai teroris oleh Amerika Serikat.
Menyusul pengunduran diri Hariri pada Selasa (29/10) di tengah protes besar-besaran terhadap elit yang berkuasa, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mendesak para pemimpin politik Lebanon untuk membantu membentuk pemerintahan baru yang responsif terhadap kebutuhan rakyatnya dan menyerukan diakhirinya korupsi endemik.
Baca Juga: Dilanda Protes, Lebanon Potong Gaji Para Menteri
Seorang pejabat AS mengatakan bahwa ia percaya bantuan keamanan itu diperlukan untuk Lebanon. Hal ini disebabkan negara tersebut berjuang untuk keluar dari ketidakstabilannya dan menampung ribuan pengungsi dari wilayah tetangga mereka, Suriah. Konon, sangat penting untuk memperkuat militer Lebanon yang dianggapnya sebagai salah satu lembaga paling cakap di negara itu sekarang, sebagian besar karena dukungan dari Washington.
Pejabat itu mengatakan menarik bantuan dari Lebanon dapat membuka jalan bagi Rusia untuk menanamkan pengaruhnya. Rusia telah memperluas pengaruhnya di Suriah sejak Trump mengumumkan pihaknya menarik pasukan AS dari bagian timur laut negara itu.
Lebanon telah berdebat dengan para donor asing mengenai bantuan internasional selama berbulan-bulan. Sebelum dia mengundurkan diri, Hariri gagal meyakinkan donor asing untuk melepaskan US$11 miliar bantuan yang dijanjikan pada konferensi Paris tahun lalu.