Tebo, Gatra.com – Setelah siswa dan siswi SMAN 3 Tebo menggelar aksi demo pada Senin (21/10) lalu, sekarang sejumlah guru di SMAN tersebut menggelar aksi mogok mengajar, Kamis (31/10). Aksi ini dilakukan diduga akibat lambannya Dinas Pendidikan Provinsi Jambi menanggani permasalahan di sekolah tersebut. “Iya, guru-guru hari ini mogok mengajar. Lebih dari 30 orang guru yang tidak mengajar,”kata salah seorang guru dikonfirmasi Gatra.com.
Guru yang tidak mau disebutkan namanya ini sedikit bingung. Pasalnya sudah satu bulan lebih mereka melayangkan surat kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jambi yang bersifat peringatan dan pernyataan sikap terkait keberatan atas kebijakan Pelaksana Tugas (Peltu) Kepala SMAN 3 Tebo, namun hingga saat ini tidak ditanggapi.
Surat yang ditandatanggani oleh 27 orang guru ini menolak perpanjangan tugas Firdaus M.Pd sebagai Peltu kepala sekolah di SMA itu. Pada surat itu juga dijelaskan jika selama dua tahun melaksanakann tugas jabatan Peltu, banyak kebijakan yang dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku diantaranya, menggganti atau memberhentikan beberapa wakil kepala sekolah.
Sementara berdasarkan SK Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi Nomor KPTS/III/ DISDIK-2-1/III/2017, seharusnya berlaku selama 3 tahun kedepan atau sampai tahun 2020. Kemudian Peltu mengangkat wakil kepala sekolah yang baru tanpa ada rapat dengan guru. Hal ini tidak merujuk pada Permendiknas.
Kemudian, SMAN 3 Tebo telah memiliki usaha koperasi sekolah dan sejak tahun 2016 kebutuhan ATK sekolah dibeli di koperasi tersebut. Namun sejak Kepala sekolah dijabat oleh Peltu, belanja ATK keperluan sekolah lebih banyak di usaha foto copy miliknya yaitu Toko Hanan yang berada tepat di seberang gedung SMAN 3 Tebo.
“Hal ini sudah pernah dimediasikan oleh salah seorang guru agar tidak meneruskan belanja ATK sekolah di toko Hanan tersebut. Menurut guru itu, Peltu berjanji tidak akan belanja dari tokonya lagi. Namun kenyataan sampai sekarang belanja ATK tetap di toko Hanan,”kata guru ini lagi.
Selanjutnya, kata guru ini, Peltu kepala sekolah mengintruksikan kepada petugas perpustakaan agar bendahara kelas menagih dana sebesar Rp5.000 per siswa dengan alasan untuk biaya kartu perpustakaan yang telah dilaminating atau dipress di toko Hanan milik sang Peltu kepala sekolah. Hal itu dilakukan dia tanpa ada kordinasi dengan kepala perpustakaan.
Penerimaan siswa baru tahun ajaran 2019/2020 berdasarkan pendaftaran zonanisasi yang menurut Peltu kepala sekolah sudah menajadi peraturan yang tidak dapat diganggu gugat, namun sampai bulan September 2019 ini masih ada juga siswa kelas X yang diterima di SMAN itu. “Bukti dan daftar siswa juga kami lampirkan di dalam surat yang kami kirimkan ke Kadisdik provinsi,”katanya.
Sejak pelaksana tugak kepala SMAN 3 Tebo dijabat oleh Firdaus, jarang sekali dilaksanakan rapat majelis guru. Rapat terakhir yang dilaksanakan pada akhir tahun pelajaran 2018/2019 Juli 2019 saat kenaikan kelas. Begitu juga dengan pembuatan dokumen sekolah, tidak ada musyawarah atau diskusi dengan dewan guru.
Sejak tahun 2015 lalu, guru matapelajaran atau jurusan Kimia di SMAN 3 Tebo ada 2 orang ASN dan 1 orang honor. Walau jam mengajar guru honor tersebut sangat sedikit, namun kepala sekolah tetap menerima guru honor jurusan Kimia yang baru.
Guru honor yang bru tersebut diduga masih keluarga kepala sekolah, sehingga guru honor yang lama diberikan sebagian mengajar mata pelajaran sejarah. “Ada atap kelas yang bocor, namun yang dibenahi taman sekolah,” kata guru yang lain.
Selanjutnya, siswa pindahan dari sekolah lain ke SMAN 3 Tebo diminta cat ukuran 20 Kg. siswa kelas X dan XI dipungut dana sebesar Rp80 ribu per siswa per bulan. Sedangkan siswa kelas XII dipungut Rp37 ribu per siswa per bulan. “Timbul pertanyaan kenapa dibedakan,” kata guru ini lagi.
Sementara, kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah selalu dikelola oleh beberapa orang guru yang langsung ditunjuk oleh kepala sekolah tanpa melalui rapat. Contohnya panitia ujian semester dan beberapa kegiatan sekolah lainnya.
“Yang menyedihkan kami, tanpa alasan Kepsek mengusulkan untuk memindahkan guru-guru senior dari SMAN 3 Tebo ini. Itu yang membuat kami mengambil langkah untuk mogok mengajar pada hari ini. Dengan harapan agar Dinas Pendidikan Provinsi Jambi segera mencari solusi atas permasalahan ini,” katanya.
Salah satu siswa di SMAN 3 Tebo juga berharap agar Dinas Pendidikan Provinsi Jambi segera mencari mencari solusi atas persoalan sekolah mereka. Pasalnya, sudah satu pekan lebih pasca mereka menggelar aksi demo, hingga saat ini belum nampak ada tindakan nyata dari pihak dinas provinsi untuk menyelesaikan tuntutan mereka.
“Tuntutan aksi kami kemarin sangat jelas, kok sampai sekarang belum ada penyelesaian. Yang ada saat ini kami di ditakut-takui,” kata siswa ini.
Aksi mogok mengajar yang dilakukan oleh sejumlah guru ini ditepis oleh Peltu kepala SMAN 3 Tebo, Firdaus. “Tidak ada guru mogok mengajar. Kegitan sekolah berjalan seperti bisa, “ kata Firdaus saat dikonfirmasi Gatra.com via telepon selular.