London, Gatra.com - Sebuah pita dengan dua sisi yang dirancang untuk menyatukan jaringan tubuh setelah operasi, dibuat dari inspirasi cara laba-laba memancarkan jaringnya untuk menangkap mangsa di saat hujan.
Para ilmuwan di Massachusetts Institute of Technology memperhatikan bagaimana sekresi laba-laba menyerap air, membantu mengamankan makanan mereka berikutnya. Selotip melakukan hal yang sama dan ditemukan bekerja dalam hitungan detik ketika di tes pada kulit babi dan paru-paru.
Dilansir dari BBC News, Kamis (31/10), tim penelitian mengatakan, selotip itu dapat digunakan sebagai pengganti jahitan, namun masih harus menunggu beberapa tahun lagi untuk dilakukan percobaan pada manusia.
Membuat jaringan dalam tubuh untuk membentuk segel ketat itu sangat sulit karena air di permukaan membuatnya licin. Jahitan-jahitan yang menahan luka tidak selalu bekerja dengan baik dan dapat menyebabkan infeksi, serta rasa sakit. Lem jaringan yang sudah ada bisa memakan waktu beberapa menit untuk kembali bekerja dan dapat menetes ke bagian tubuh lainnya.
Laba-laba mengeluarkan bahan lengket mengandung polisakarida yang menyerap air dari permukaan serangga hampir secara instan, meninggalkan tempelan kering kecil yang kemudian bisa ditempelkan dengan lem. Sama halnya, para peneliti menggunakan asam poliakrilat pada pita untuk menyerap air dari jaringan tubuh yang basah kemudian mengaktifkan lem agar menempel dengan cepat.
Peneliti menyebut gelatin atau kitosan juga dapat membuat pita menahan bentuknya selama beberapa hari atau sebulan, tergantung pada berapa lama diperlu dapat bertahan. Sekarang, para peneliti telah mengujinya pada berbagai jenis jaringan tikus dan babi, termasuk usus kecil, lambung, hati, maupun kulit.
"Sangat sulit untuk menjahit jaringan lunak atau rapuh seperti paru-paru dan trakea, tetapi dengan selotip dua sisi, dalam lima detik kami dapat dengan mudah menutupnya," kata salah satu penulis studi, Hyunwoo Yuk.
Ini juga dapat digunakan untuk menempelkan alat-alat medis ke organ-organ seperti jantung tanpa menyebabkan kerusakan atau komplikasi sekunder dari tusukan jaringan. Para peneliti berencana akan melakukan lebih banyak tes pada hewan ke depannya.