Jakarta, Gatra.com - Pemangkasan suku bunga yang kembali dilakukan oleh bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve atau The Fed, nampaknya memberikan sedikit angin segar bagi negara-negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Hal itu dikatakan oleh Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani.
Menurut dia, penurunan suku bunga itu adalah jeda bagi Indonesia, setelah sebelumnya dibuat pusing oleh konsekuensi dari kenaikan suku bunga sebelumnya.
"Dari sisi pemerintah, dengan penurunan dari The Fed, itu memberikan semacam pause kepada situasi kenaikan suku bunga yang kemarin membuat banyak negara emerging harus hadapi konsekuensinya," kata Sri Mulyani dalam acara CEO Networking, di kawasan SCBD, Jakarta, Kamis (31/10).
Tidak hanya memberikan jeda, penurunan suku bunga itu juga memberikan momentum tersendiri bagi Indonesia untuk meningkatkan perekonomian negara. Terutama dalam menjaring masuknya investasi ke dalam negeri. Pasalnya, jika terjadi penurunan suku bunga, maka cost of money jadi lebih rendah
Oleh karenanya, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu berharap, momen ini akan bertahan hingga akhir 2019.
Meski begitu, jika pembicaraan kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Cina berjalan lancar dan menghasilkan kesepakatan yang bagus, Menkeu yakin, ekonomi dunia akan semakin baik. Pun dengan kondisi ekonomi Indonesia, yang secara otomatis mengikuti pergerakan ekonomi dunia.
"Kalau kita lihat dari sisi kemungkinan policy dari pemerintah Cina dengan AS bisa sepakat tentu kita berharap momentum positif ini menguat," imbuh dia.
Diketahui, The Fed baru saja memotong kembali suku bunga acuan mereka sebanyak 25 basis poin (bps). Pemotongan ini merupakan yang ketiga kalinya dilakukan bank senteral itu selama tahun ini.