Palembang, Gatra.com – Kebakaran lahan (karhutla) yang terjadi di Sumatera Selatan (Sumsel) membutuhkan kordinasi banyak pihak. Karena itu, kata Gubernur Sumsel, Herman Deru, perlu dilakukan sinkronisasi, kordinasi dan kerjasama dengan berbagai pihak.
Pertemuan Gubernur Sumsel, Herman Deru dan pihak PTPN berlangsung di Griya Agung, Rabu (31/10). Dalam pertemuan itu, Gubernur Sumsel menyatakan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Sumsel membutuhkan upaya pencegahan yang lebih cepat. Beberapa daerah yang rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan diantaranya kabupaten OKI, Muba, Banyuasin juga termasuk kabupaten Ogan Ilir.
“Di daerah rawan itu, ada perusahaan, baik itu BUMN, BUMD dan swasta, karena itu perlu kerjasama yang baik,”ujar Deru dalam keterangan persnya.
Dalam pertemuan itu, dihadiri Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara VII, Muhammad Hanugroho, Direktur Operasional PT Perkebunan Nusantara VII Husairi, Direktur Komersil PT. Perkebunan Nusantara VII Achmad Sudarto, dan seketaris perusahaan perkebunan nusantara VII, Okta Kurniawan.
Pertemuan kordinasi ini membahas sinergisitas PT. Perkebunan Nusantara VII dengan pemerintah daerah Sumsel. “Perusahaan ini juga memiliki lahan di kabupaten OKI, sehingga memang penting berkordinasi sebagai langkah pencegahan terhadap karhutla,”sambung ia.
Deru mengatakan, terdapat tiga tahapan yang sangat perlu dilakukan dalam karhutla diantaranya aspek pencegahan, pengendalian, sekaligus pemadaman sehingga langkah yang paling baik diantaranya tidak berada di ujung terjadinya kebakaran lahan, yakni pemadaman.
Dalam pertemuan itu, Deru juga menjabarkan luasan lahan gambut yang dimiliki Sumsel, sehingga memang kawasan tersebut butuh pelestarian dengan mengajak banyak pihak, dengan mengingatkan pentingnya sumur bor dan terdapat mobil pemadam kebakaran.
Sebelum ini, BPBD Sumsel mencatat keberadaan titik panas (hotspot) serta melakukan penanggulangan juga berada di kawasan perkebunan PTPN VII.