Jakarta, Gatra.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengungkapkan, saat ini dunia masih diselimuti oleh ketidakpastian, terutama di sektor perdagangan dan ekonomi. Dampaknya, pertumbuhan ekonomi diramalkan terus turun.
Meski demikian, Menlu Retno masih memiliki optimisme kawasan Asia Tenggara masih relatif stabil, damai dan sejahtera. "Sejahtera, karena rata-rata pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara jauh melampui pertumbuhan ekonomi dunia," kata Retno ditemui di Kantor Menko Polhukam, Jakarta, Kamis (31/10).
Menurut Retno, stabilitas di kawasan Asia Tenggara tidak lepas dari peran ASEAN selama lebih dari 52 tahun. Selama itu pula, ASEAN terus berusaha menjadi pioner perdamaian dan stabilitas dunia. Adapun, posisi Indonesia, secara natural, sebagai negara yang paling besar di ASEAN, tentunya ingin berkontribusi lebih besar.
"Orang mengatakan kita ini natural leader dari ASEAN. Yang berarti bahwa memang kita harus memberikan kontribusi yang besar, " ia menjelaskan.
Menurut mantan Dubes Indonesia untuk Belanda ini, salah satu kontribusi yang diberikan Indonesia dalam konteks menjaga kedamaian dan kesejahteraan, tidak hanya di Asia Tenggara, tapi juga di Asia Pasifik, adalah konsep Indonesia yang akhirnya disetujui para Pemimpin ASEAN pada Juli lalu, yakni ASEAN Outlook on Indopacific.
"Jadi konsep itu sudah diadopsi oleh pemimpin ASEAN. Tugas Indonesia adalah bagaimana menjadikan kerjasama yang konkret," ungkapnya.
Karena itu, lanjutnya, pada pertemuan KTT ASEAN ke-35 di Bangkok nanti, Presiden Jokowi akan mengkonkretkan kerjasama. "Kerjasamanya itu, kan sudah ada kerjasama di empat bidang. Maritim, Konektivitas, SDGs, dan empat kerjasama peningkatkan ekonomi yang juga mencangkup perdagangan dan investasi," katanya lagi.