Pekanbaru, Gatra.com - Dari dulu, orang-orang tahunya yang kerja di sektor tambang minyak dan gas itu adalah mayoritas laki-laki.
Selain lantaran pekerjaannya tergolong berat dan beresiko tinggi, lokasinya juga tak jarang di lapangan yang masih terisolir.
Tapi belakangan kondisi itu sudah berubah. Kaum perempuan sudah masuk pada sektor ini, entah itu di kantor bahkan di lapangan sekalipun.
Tuntutan kesetaraan gender hingga munculnya sederet regulasi terkait kesetaraan gender itu menguatkan perempuan bisa bekerja di sektor tadi. Termasuklah pada poin penting yang ada di Sustainable Development Goals (SDGs) .
Sebagai perusahaan yang sudah mumpuni di sektor tambang migas, PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) sangat menjaga keselamatan semua pekerjanya di lapangan.
Malah para pekerja perempuan yang berhijab pun dibikinkan disain hijab khusus supaya mereka nyaman dan aman bekerja di lapangan.
Chevron menyebut hijab itu Flame Resistant Clothing (FRC). Hijab ini dirancang dari bahan yang bisa melindungi pekerja perempuan berhijab dari pancaran panas, sengatan lebah, gigitan nyamuk, percikan bahan kimia dan lainnya.
Jadi, saat masuk ke area tambang baik yang on plot maupun off plot, pekerja perempuan berhijab harus memakai hijab FRC itu.
"Munculnya Hijab FRC ini sebagai bentuk kepedulian kami dan bentuk upaya kami menerapkan salah satu nilai perusahaan; keberagaman dan inklusi (Diversity & Inclusion). Kami merangkul, mendengarkan masukan pegawai serta sangat menghargai ide yang diajukan pegawai kami," kata Sonitha Poernomo Manager Corporate Communication PT CPI, Rabu (30/10).
Sonitha menyebut, yang meriset dan merancang hijab FRC itu adalah Tim PT CPI. Produk ini sudah memenuhi standar nasional dan internasional. "CPI yang pertama menerapkan yang semacam ini di industri migas Indonesia," ujar Sonitha.