Jakarta, Gatra.com - Pendiri Sokola Institute, Butet Manurung, menyampaikan harapan untuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nadiem Makarim. Kepada menteri berusia 35 tahun tersebut, dia ingin tetua adat dalam lingkungan masyarakat adat dijadikan sebagai guru.
"Saya ingin pendidikan ke depan oleh Pak Nadiem bisa lebih memberi tempat untuk para tetua adat, untuk para ahli-ahli tradisi ini, untuk jadi guru di sekolah," katanya saat diwawancarai awak media pascapeluncuran buku "Melawan Setan Bermata Runcing" di Auditorium Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI), Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (30/10).
Menurutnya, sekolah dalam pandangan masyarakat adat sangat berbeda. Sekolah bagi mereka tidak melulu di dalam ruangan, bisa juga langsung bersentuhan dengan lingkungan alam di sekitarnya.
Dari situ ia mempertanyakan mengapa orang yang pandai berburu atau memanjat pohon tidak bisa dijadikan guru. "Sebelum-sebelumnya kan pasti yang jadi guru yang melek huruf, kenapa yang pandai berburu dan manjat pohon tidak bisa jadi guru?" ujarnya.
Pendidikan terhadap masyarakat adat perlu diperhatikan oleh negara, terlebih lagi dalam Pasal 31 Ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 dijelaskan, "Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan." Namun untuk masyarakat adat sendiri, perlu gaya pendidikan dan pengajaran yang berbeda karena masyarakat adat yang satu dengan lainnya memiliki kultur beragam, atau berbeda dari masyarakat pada umumnya.
Reporter: ARH