Semarang, Gatra.com - Sebanyak delapan anak pada tahun ini harus menjalani perawatan di rumah sakit Jiwa Semarang karena kecanduan game dan bermain gadget. Orang tua diharapkan waspada terhadap anak-anaknya saat menggunakan gawai pintar agar sang anak tidak kecanduan dan harus di rawat intensif di rumah sakit jiwa.
Pesan itu disampaikan Psikolog Klinis Rumah sakit Jiwa (RSJ) Gondo Hutomo Semarang, Sri Mulyani saat menjadi pembicara diskusi yang membahas tentang panduan smartphone untuk anak di Forum Group Discussion (FGD) yang digelar Forum Wartawan Pemprov dan DPRD Jateng (FWPJT) bersama Bank Jateng dan Dinas Kominfo, yang berlangsung di kantor Dinas Kominfo Jateng, Rabu (30/10)
Menurut Sri penggunaan gadget bagi anak lebih banyak mudaratnya dibandingkan manfaatnya. Meski demikian, orang tua tidak bisa melarang penggunaan gadget sepenuhnya karena sudah menjadi kebutuhan utama saat ini.
"Peran orang tua haruslah sebagai pengawas anak-anak dalam penggunaan smartphone agar si anak tidak kecanduan," ujarnya.
Ia mengatakan sejauh ini RS Jiwa sudah merawat 8 anak yang berasal dari wilayah Semarang, Demak, Kendal dan lainnya karena sudah sangat adiksi (ketagihan) dan tidak bisa meninggalkan gadget.
"Proses penyembuhan anak yang kecanduan game bisa memakan waktu maksimal 21 hari, dengan cara diberi obat metode terapi psikolog dan di tes kondisi," ucap Sri kepada peserta diskusi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam mengatakan penggunaan gadget yang berlebihan akan memicu peningkapan hormon dopamin.
"Bila bermain game, nantinya terjadi peningkatan hormon, akibatnya akan sering marah, dan berdampak gangguan penglihatan, mata minus akan lebih banyak terjadi dalam 5 tahun depan. Selain itu akan mempengaruhi jam istirahat dan sakit kepala," katanya.
Ia lantas meminta kepada orang tua untuk mengawasi anaknya dalam penggunaan gadget dengan memberikan batas waktu penggunaan maksimal satu jam saja.
Di kesempatan yang sama, pakar IT dari Udinus, Solichul Huda mengatakan smartphone saat ini cenderung aman dari bahaya radiasi. Dari tinjauan IT untuk menekan kecanduan pada gawai maka anak diajarkan bagaimana menjadi kreator game dan kontrol penggunaan dengan pembatasan jaringan.
Pemerhati anak Hanung Sukendro berpendapat bahwa gadget bukan musuh tapi dapat menjadi teman bermain bagi anak-anak. Hanya saja perlu ada penekanan terhadap konten apa yang perlu dimainkan dan konten apa yang perlu dibatasi.
"Kita harus merubah stigma bahwa gadget itu sesuatu yang menakutkan, tapi gadget merupakan teman bermain anak-anak. Cuma Bagaimana kita menyikapinya," ujarnya.