Home Gaya Hidup Tari Jaro Rojab, Mengemas Tradisi Mengganti Pagar Makam

Tari Jaro Rojab, Mengemas Tradisi Mengganti Pagar Makam

Banyumas, Gatra.com - Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Saka Tunggal Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Banyumas memperkenalkan tari garapan "Jaro Rojab" untuk menyambut tamu sekaligus atraksi budaya. Tarian ini mulai ditampilkan sejak gelaran Festival Rewandha Bojana, dua pekan lalu.

Pegiat Pokdarwis Saka Tunggal, Desa Cikakak, Andi Purnomo menuturkan, sesuai namanya, tarian ini menggambarkan proses tradisi mengganti pagar makam leluhur di sekitar objek wisata religi Masjid Saka Tunggal. Tradisi yang dikenal dengan istilah Jaro Rojab selalu digelar setiap bulan Rajab, menjelang puasa Ramadan.

"Inspirasi gerakan tari itu sendiri diambil dari tradisi Jaro Rojab. Saat itu, warga adat yang ikut tradisi mengganti jaro, dilarang berbicara satu sama lain. Istilahnya tapa bisu, tetapi sambil bekerja mengganti pagar sekitar makam," katanya, Rabu (30/10).

Menurut Andi, tradisi ini sudah dilakukan secara turun temurun oleh penghayat kepercayaan Alif Rebo Wage (Aboge) di wilayah Desa Cikakak. Bagi masyarakat setempat, upacara adat ini menjadi sarana untuk menjalin silaturahmi dengan leluhur serta menghilangkan sifat jahat dalam diri manusia.

Uniknya, kata Andi, koreografi gerakan tari ini digarap oleh pelajar dari desa setempat. Mereka berusaha menarasikan peristiwa penggantian "jaro" tersebut dalam setiap gerakan. "Yang menarik, kami mengemas alur cerita tradisi jaro rojab yang digambarkan dalam tarian ini," tuturnya.

Terpisah, Bupati Banyumas, Achmad Husein meminta kepada Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas untuk mengembangkan tarian tersebut. Ia berharap, tarian ini dapat ditampilkan pada momentum resmi di tingkat kabupaten atau untuk menyambut tamu dari luar daerah.

"Saya pesan, tarian ini harus ditingkatkan, dikemas lebih baik agar tampil di kabupaten. Jangan hanya tampil di desa. Ini menarik," kata dia.

1140