Baghdad, Gatra.com- Dua pendukung utama Perdana Menteri Irak, Adel Abdul Mahdi menyepakati penggulingan Mahdi. Keputusan itu dibuat setelah mereka mengetahui, kebijakan pemerintah yang dilakukan PM Irak di Banghdad dan sebagian wilayah Selatan Syiah menuai protes yang ditanggapi dengan kekerasan. Ulama Syiah Moqtada al-Sadr, meminta Abdul Mahdi mengadakan pemilu, tetapi perdana menteri menolak.
Oleh karena itu, al-Sadr meminta saingan politik utamanya, Hadi al-Amiri untuk membantu pemakzulan Mahdi. Amiri memegang jumlah kursi terbesar kedua di parlemen. Milisi Syiah ini mengeluarkan pernyataan pada Selasa malam yang menyetujui adanya penggulingan perdana menteri. "Kami akan bekerja sama untuk mengamankan kepentingan rakyat Irak dan menyelamatkan negara sesuai kepentingan umum," kata Amiri seperti dilansir Reuters, Rabu (30/10).
Seperti diketahui, Abdul Mahdi menjabat selama satu tahun. Sebelumnya, kondisi perpolitikan di Irak tidak stabil. Abdul Mahdi ditunjuk sebagai kandidat untuk memimpin pemerintahan koalisi yang rapuh. Protes massa didorong terhadap keadaan ekonomi yang memburuk. Hal ini karena korupsi telah memengaruhi stabilitas di Irak. Sekitar 250 orang tewas sejak kerusuhan dimulai pada 1 Oktober.