Palembang, Gatra.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) tengah mengembangkan Sistem Pemeringatan Bahaya Kebakaran (SPBK) atau Fire Danger Rating System (FDRS) di lahan gambut.
Direktur Utama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Tri Handoko Seto menjelaskan sistem deteksi dini digunakan mengantisipasi kebakaran lahan melalui monitoring sistem alat. Pemasangan alat mengukur tingkat kelembapan yakni kadar air dibenamkan di lahan gambut untuk kemudian mengirimkan informasi ke server alat.
“Salah satu upaya agar tidak terjadi kebakaran dengan menjaga kelembapan gambut. Alat ini, kita pasang guna memantau lahan gambut dan masih tahap pilot project, namun akan diterapkan merata di Indonesia,”ujarnya dalam acara diseminasi sistem pemeringkatan bahaya karhutla, di Kantor Bupati OKI, Selasa (29/10).
Level air di lahan gambut minimal 40 cm, sehingga kata Seto, diperlukan berbagai upaya agar ketinggian air konstan demikian, baik dengan pembasahan, pemompaan dan teknologi lainnya.
Di OKI, pemasangan alat pemantauan dini ini sudah berlangsung sejak 2017 dengan kebutuhan pemasangan dii 50 titik. Seto mengklaim, alat ii sudah bekerja cukup baik seperti yang dipasang di kawasan Sepucuk. Aplikasi alat ini merupakan kerjasama institusi Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Meteorlogi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan Lapan.
Wakil Bupati OKI, H M Dja'far Shodiq mengungkapkan upaya seperti kajian-kajian ini membantu mencegah karhutla di OKI. Selain mencegah terjadinya kebakaran, Shodiq berharap BPPT juga turut membantu pengelolaan lahan gambut yang bermanfaat secara ekonomi berlandaskan tata kelola lingkungan yang baik.
“Kami pun berharap BPPT membantu mengoptimalkan pengelolaan gambut berwawasan lingkungan dengan bersinergis pada para pemangku kepentingan,”ujar Shodiq.