Washington DC, Gatra.com – Kelompok kampanye anti-rasisme Kick It Out kecewa setelah UEFA memberi sanksi kepada Bulgaria dengan larangan bermain dua pertandingan di stadion dan denda kecil. Kick It Out juga menuntut UEFA agar melakukan perbaikan terkait proses disiplin UEFA dalam menanggapi insiden pelecehan rasis.
Seperti diketahui, UEFA menuntut Bulgaria untuk memainkan dua pertandingan secara tertutup, salah satunya ditangguhkan selama dua tahun. Selain itu, Bulgaria juga dijatuhkan denda €75.000, setelah tindakan rasis beberapa pendukung mereka selama kualifikasi Euro 2020 melawan Inggris pada 14 Oktober.
Kemenangan The Three Lions 6-0 di Sofia, diiringi dengan para pemain Inggris yang dijadikan sasaran oleh nyanyian diskriminatif, yang menyebabkan pertandingan dihentikan di dua kesempatan. Beberapa pendukung Bulgaria juga terlihat memberi hormat ala Nazi.
Presiden UEFA Aleksander Ceferin bersumpah usai pertandingan, badan yang memerintah akan berperang melawan kaum rasis, sementara Kick It Out menuntut organisasi itu menunjukkan sikap kepemimpinan yang baik.
Namun, hukuman UEFA dianggap tidak memuaskan oleh kelompok kampanye. Kick it Out bahkan, menuliskan pandangannya di akun Twitter @kickitout. “Kami kecewa, tetapi tidak terkejut, mengetahui tanggapan UEFA terhadap pelecehan rasis yang ditujukan kepada para pemain Inggris,” demikian bunyi pernyataan tersebut.
“Dalam pandangan kami, mereka telah melewatkan kesempatan lain untuk mengirim pesan tanpa kompromi tentang rasisme dan diskriminasi.
“Sanksi saat ini, jelas tidak bekerja dengan baik dan mempengaruhi tingkat kepercayaan pada kemampuan mereka untuk mencegah perilaku kasar.
"Kami merasa seluruh proses disiplin UEFA dalam menanggapi diskriminasi rasial harus dirombak dan mendesak mereka untuk menjelaskan proses pengambilan keputusan di balik sanksi mereka atas insiden diskriminasi."
Pemain muda Liverpool Rhian Brewster, yang dituduh melakukan tindakan rasis kepada Leonid Mironov dari Spartak Moscow saat pertandingan UEFA Youth League pada 2017, yang kasusnya dibatalkan karena kurang bukti, menyebutkan bahwa sanksi yang diberikan tersebut merupakan hal memalukan.
"Vonis memalukan. Dua pertandingan tertutup untuk hormat Nazi dan rasisme. Dunia harus bangun," cuitnya.