Denpasar,Gatra.com- Penutupan cafe remang-remang yang sempat dilakukan di beberapa daerah di Bali, menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Prof Dr dr I Nyoman Mangku Karmaya, kurang tepat.Hal tersebut disampaikan Nyoman di Denpasar, Senin, 28/10. Apalagi jika penutupan itu untuk menekan seks beresiko ditengah-tengah masyarakat.
Karena keberadaan cafe remang-remang memberi peluang kerja bagi lingkungan sekitar. Jika para pelanggan bermain seks beresiko di cafe tersebut, merupakan masalah lain. Yang memang hal tersebut harus dikendalikan. Serta harus dilakukan pengawasan yang sangat-sangat ketat. "Bahkan disana (Cafe) tentunya akan ada uang masuk, karcis parkir, minuman, serta akan menyerap banyak pegawai juga," jelasnya.
Dia mencontohkan, misal jika ada cafe yang disetop beroperasinya di Desa Adat A. Apakah akan dijamin nantinya, tidak akan muncul di desa lain atau di desa tetanga misalnya. "Setop operasi cafenya di Desa,apakah diyakini nantinya tidak akan menjamur ditempat lainnya lagi," ujarnya.
Selain itu menurut dia, apakah PSK tersebut merupakan orang yang bermasalah, tentu tidak. Karena sebenarnya ada sesuatu hal yang tidak dapat ditolak dari para PSK tersebut. "PSK merupakan sosok manusia juga yang sama membutuhkan makan dan minum. Mungkin bisa saja terjabak dalam sebuah kemiskinan," tutupnya.